Saudi Isyarat ke AS Mau Rujuk Sama Israel dengan Syarat
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Arab Saudi mengisyaratkan bersedia menormalisasi hubungan dengan Israel setelah mendapat dorongan dari Amerika Serikat. kabar beredar bahwa kedua negara yang selama ini bermusuhan itu mulai menjajaki peluang rujuk.
Meski begitu, Saudi dikabarkan meminta sejumlah syarat kepada Gedung Putih sebelum sepakat memulihkan hubungan diplomatik dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Apa syaratnya?
Menurut beberapa sumber, pemimpin de facto Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) meminta jaminan keamanan dari Amerika Serikat sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel.
Saudi juga disebut meminta AS membantu mengembangkan program nuklirnya dan mengurangi pembatasan penjualan senjata ke Riyadh.
Pembicaraan tersebut masih berlangsung. Sejauh ini, juga belum ada informasi lebih rinci terkait kesepakatan itu termasuk jenis perjanjian dan poin-poinnya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional (National Security Council/NSC) AS menolak berkomentar saat ditanya permintaan Saudi soal jaminan keamanan. Sementara itu, Koordinator komunikasi NSC, John Kirby, membeberkan pencapaian Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat mengunjungi Israel dan Saudi, tahun lalu.
Beberapa di antaranya kesepakatan tentang pulau-pulau Laut Merah dan pengumuman dari Oman yang memungkinkan penerbangan Israel.
"Diplomasi itu akan kami pertahankan," kata dia, seperti dikutip CNN.
Di sisi lain, permintaan Saudi ini menjadi semacam kesempatan bagi AS membantu Israel menormalisasi dengan negara Timur Tengah melalui Abraham Accords, demikian dikutip New York Times pada pekan lalu.
Kesepakatan normalisasi juga akan memenuhi salah satu harapan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Namun, meningkatkan jaminan keamanan untuk Saudi kemungkinan memicu perlawanan keras dari beberapa anggota Kongres.
Beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat meminta pemerintahan Biden menurunkan hubungan dengan Saudi.
"Hubungan kami dengan Arab Saudi harus menjadi hubungan bilateral langsung. Seharusnya tak berjalan melalui Israel," kata Senator dari Demokrat, Christopher S Murphy.
Ia juga menyoroti tindakan warga Saudi.
"Orang-orang Saudi secara konsisten berperilaku buruk, berulang kali," ujar Murphy lagi.
Murphy mendesak pembatasan penjualan AS yang mungkin digunakan Saudi di Yaman.
"Jika kita akan menjalin hubungan dengan Saudi yang mana kami melakukan penjualan senjata yang lebih signifikan, itu harus ditukar dengan perilaku yang lebih baik terhadap Amerika Serikat, bukan hanya perilaku yang lebih baik terhadap Israel," ungkap dia lagi.
Pakar di Saudi, Abdulaziz Alghashian, memiliki penilaian yang berbeda. Ia menilai langkah kerajaan bisa diartikan sebagai langkah retoris.
Tujuannya, kata dia, untuk menempatkan Biden dalam posisi canggung karena menolak memberikan kesepakatan yang sangat diinginkan Israel.
Alghasian juga mengatakan tak mungkin pejabat Saudi bakal betul-betul memfasilitasi kemenangan besar kebijakan luar negeri Biden saat dia masih menjadi presiden.
"Elit penguasa Saudi tidak ingin Biden menjadi presiden Amerika untuk mendapat pujian atas normalisasi Saudi-Israel, tetapi mereka tidak keberatan Biden disalahkan atas ketidakhadirannya," kata Alghasian.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net