Sejarah Hari Raya Waisak Hingga Bisa Dirayakan Terbuka
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Hari raya umat Buddha, yakni Waisak jatuh pada 4 Juni 2023. Waisak juga ditetapkan sebagai hari libur nasional, karena menjadi hari raya salah satu agama yang diakui di Indonesia.
Lantas, bagaimana sejarah lahirnya Hari Raya Waisak 2023?
Waisak menjadi salah satu hari besar agama yang dirayakan untuk memperingati Trisuci Waisak. Trisuci Waisak merupakan tiga peristiwa penting dari perjalanan Buddha Gautama, yakni kelahiran, penerangan agung, dan kematian.
Waisak sebenarnya sudah berlangsung sejak abad ke-19. Namun, pada zaman dahulu perayaan ini digelar secara tertutup di wihara.
Hingga akhir abad ke-19, tata cara pelaksanaannya mulai bergeser. Hal ini karena ada pengaruh modernisasi yang berasal dari Sri Lanka, masuk ke Asia Timur, Asia Tenggara, hingga Indonesia.
Saat itu, umat Buddha di Sri Lanka meminta agar Hari Suci Waisak diakui seperti hari keagamaan lain. Sehingga umat Buddha bisa merayakan Waisak secara terbuka.
Atas dasar ini, melalui Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia atau World Fellowship of Buddhists (WFB) yang pertama kali di Sri Lanka 1950 mengeluarkan keputusan agar Waisak bisa digelar secara terbuka. Setelah itu, Waisak pun digelar pada purnama pertama bulan Mei sesuai dengan penanggalan kuno di India.
Sejarah lahirnya hari raya Waisak 2023 di Indonesia
Indonesia juga melaksanakan perayaan Waisak sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan WFB. Biasanya, perayaan ini akan dilakukan umat Buddha di Indonesia di Candi Mendut dan Candi Borobudur. Perayaan ini dilakukan sejak 1929 yang digagas oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda.
Sebenarnya, Candi Borobudur sebagai salah satu Candi umat Buddha terbesar di Indonesia pernah tidak difungsikan sebagai tempat ibadah. Tapi, kemudian hal itu diubah dan kini umat Buddha bisa menggelar kegiatan beragama di Candi Borobudur.
Baca juga:
Sejarah Komunitas Muslim di Kampung Gelgel
Lantas apa saja kegiatannya?
Ada beberapa ritual yang dilakukan umat Buddha saat merayakan Waisak. Ritual ini juga dilakukan oleh umat Buddha yang menggelar Waisak di Candi Borobudur. Berikut ritualnya:
1. Pengambilan air berkat di kawasan mata air Jumprit, Temanggung, Jawa Tengah.
2. Menyalakan obor yang menggunakan sumber api abadi di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.
3. Melaksanakan ritual Pindapatta dengan memberi dana makanan kepada para biksu untuk melakukan kebajikan.
4. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
Itulah sejarah lahirnya hari raya Waisak 2023 serta ritual yang biasanya digelar di Candi Borobudur.
(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net