search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Viral Bakteri Penyebab Kematian Pasien Covid-19, Cek fakta: Itu Tidak Benar
Rabu, 27 Mei 2020, 11:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kabar tentang bakteri yang menjadi penyebab kematian pada pasien positif virus corona COVID-19 beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook N T S Adi pada (26/5/2020).

Akun Facebook N T S Adi mengunggah narasi yang menyebut bahwa dokter di Italia telah menemukan obat penangkal COVID-19. Menurut klaim akun Facebook N T S Adi, COVID-19 informasi tersebut berasal dari dokter di Italia yang tidak mematuhi hukum kesehatan dunia WHO. Selain itu akun tersebut juga mengklaim bahwa gumpalan darah merupakan menyebab kematian pasien COVID-19.


Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang bakteri yang menjadi penyebab kematian pada pasien positif virus corona COVID-19. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "italy found corona medicine".

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Fact Check: Blood clot the main reason for Covid-19 death, claims conspiracy theory" yang ditayangkan situs indiatoday.in pada 25 Mei 2020.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa klaim serupa juga beredar di aplikasi percakapan WhatsApp. Berdasarkan penelusuran, klaim tentang COVID-19 disebabkan oleh bakteri adalah salah.

Hal ini disampaikan dr Sharad Joshi, ahli paru-paru senior di Rumah Sakit Max. Ia meminta masyarakat untuk merujuk pada studi Lancet tentang karakterisasi genom dan epidemiologi dari virus corona pemicu COVID-19.

Klaim tentang antibiotik yang diklaim bisa melawan COVID-19 juga tidak benar. Direktur rumah sakit LNJP Delhi, dr Suresh Kumar menyebut bahwa antibiotik ini tidak efektif melawan COVID-19.

Klaim tentang penyebab utama kematian pada COVID-19 adalah trombosis atau gumpalan darah dan bukan pneumonia juga tidak benar. Tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan trombosis adalah penyebab utama kematian untuk pasien COVID-19, demikian juga dengan klaim bahwa obat antikoagulan adalah satu-satunya obat untuk merawat pasien coronavirus.

Sebaliknya, menurut sebuah artikel Lancet, kegagalan pernapasan telah ditemukan sebagai penyebab utama kematian bagi pasien virus corona.

Klaim tentang ventilator dan unit perawatan intensif tidak diperlukan untuk merawat pasien COVID-19 juga tidak benar. Faktanya, semua pasien COVID-19 dengan penyakit pernapasan kritis atau kegagalan multi-organ atau ginjal harus dirawat di ICU dan menggunakan ventilator. Tetapi tidak semua pasien COVID-19 membutuhkan ICU dan ventilator.

 

Kesimpulan

Klaim tentang bakteri yang menjadi penyebab kematian pada pasien positif virus corona COVID-19 ternyata tidak benar. Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Narasi yang disebarkan akun Facebook N T S Adi tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Kabar menyesatkan tersebut juga beredar di India.


Sumber: Liputan6.com

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami