Tingkat Kematian Penderita Capai 26% di Indonesia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Penyakit jantung koroner di Indonesia saat ini tercatat sebagai pembunuh nomor satu. Yakni tingkat kematiannya mencapai 26%. Saat ini diperkirakan jumlah penderita jantung koroner di Tanah Air berkisar 300 ribu sampai 400 ribu orang.
"Saat ini di Indonesia ada sekitar 400 ribu penderita penyakit jantung koroner. Penyaklit ini kini menjadi pembunuh nomor satu di dalam negeri, dengan tingkat kematian mencapai 26 persen," ujar Tarmizi Hakim, Ketua Panitia acara 18th Biennal Conggres Association of Thoracic & Cardiovascular Surgeons of Asia (ATCSA), di Nusa Dua, Senin (26/11).
Selain jenis penyakit itu, masih ada penyakit jantung bawaan sejak lahir, yang jumlahnya juga cukup tinggi. Yakni mencapai 40 ribu per tahun. Untuk menyelamatkan jiwanya, kata Tarmizi, penderita ini sebagian besar umumnya memerlukan tindakan operasi.
Tapi karena tidak mendapatkan tindakan operasi, sebagian besar meninggal pada usia satu tahun.
"Ya, kalau yang tertangani operasi sekitar seribu orang, berarti yang meninggal sampai 39 ribu," ujarnya.
Penyebab penyakit jantung bawaan sejak lahir ini, menurut Tarmizi, bisa bermacam-macam, mulai dari kelainan gen, terlalu banyak minum jamu yang tak perlu semasa kehamilan, terlalu banyak minum jenis obat-obatan, sampai kurangnya gizi.
Ditanya soal rasio jumlah ahli jantung dengan jumlah penduduk Indonesia, Tarmizi mengakui masih kurang. Yakni saat ini baru ada 58 orang. Sebagai perbandingan dengan Filipina yang berpenduduk 65 juta orang, jumlah tenaga ahli jantungnya mencapai 120 orang.
"Penduduk kita hamper empat kali lipat Filipina, tapi jumlah tenaga jantungnya malah separuhnya," ujarnya.
Atas kekurangan tersebut, pihaknya bertekad akan terus melahirkan tenaga ahli yang baru, namun tetap menjaga kualitasnya. Bila diambil rasio 1:400 dengan jumlah penduduk, mestinya ada 600 ahli jantung di Indonesia.
Pada acara kongres ini dihadiri sekitar 900 pesertra, di antaranya ada pakar bedah jantung dari berbagai Negara seperti Amerika, Eropa, Malaysia, Singapura, termasuk juga ada 110 pembicara.
Reporter: bbn/ctg