Dawan : Saya di Banjar Saat IB Anom Dibunuh
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Dewa Sastrawan alias Dewa Dawan, bersikukuh mengaku tidak terlibat pembunuhan. Saat peristiwa terbunuhnya IB Anom Wijaya di Jalan Cokroaminoto, dia mengaku tengah rapat bersama warga di Banjar Pasdalem, Gianyar.
Puas menyiksa, gerombolan polisi membawa korban ke Polda Bali. Korban ditempatkan di sel khusus dalam keadaan mata tertutup, tangan terborgol dan tetap mengenakan kolor.
Parahnya, didalam sel, ketika hendak buang air besar, tidak seorang petugas pun mau membantu. Petugas hanya membuka kolor korban dan membuangnya. Korban pun bugil didalam tahanan.
“Saya dibawa ke ruang pemeriksaan dengan mata tertutup. Setelah saya pertanyakan kenapa mata ditutup, padahal saya hanyalah seorang saksi, barulah tutup mata saya dibuka petugas,” tandasnya. Korban mengaku sangat malu, saat dijemput paksa polisi. Pasalnya, puluhan pasang mata warga Banjar Pasdalem Gianyar Kota, di tempat dia tinggal, menyaksikan penangkapan polisi.
Seakan–akan warga memvonis, korban adalah orang yang dicari-cari polisi selama ini.Korban mengaku, kenal dengan IB Anom Wijaya karena teman sepermainan. Tapi karena sudah berkeluarga, Dawan mengambil sikap pindah dari Denpasar ke Gianyar untuk meneruskan masa depan keluarganya.
Dia masih ingat, waktu kejadian (peristiwa tewasnya IB Anom Wijaya, Senin (11/02), Dawan ngumpul di banjar bersama warga. Ketika itu, warga sedang rapat membahas pengamanan menjelang Nyepi. “Ada banyak saksi yang melihat saya di banjar, ketika malam peristiwa pembunuhan IB Anom Wijaya terjadi,” beber Dawan yang sekarang bekerja sebagai sopir lepas ini.
Reporter: bbn/bgl