Menengok Sejarah Monumen Puputan Klungkung
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa-jasa pahlawannnya", demikian untaian kata-kata yang menjadikan motivasi Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung dalam membangun Monumen Puputan Klungkung.
Monumen ini dibangun guna mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan ksatria yang telah gugur dan rela mengorbankan jiwa raganya serta harta bendanya dalam mempertahankan dan menjungjung harga diri serta martabat nusa dan bangsa dari "perkosaan" oleh kolonialisome.
Monumen Puputan Klungkung merupakan Tugu peringatan dari suatu peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari Selasa Umanis tanggal 28 April 1908.
Pada areal monumen tersebut telah terjadi/pernah terjadi puputan atau perang habis-habisan yang merupakan satu bukti perlawanan gigih melawan usaha-usaha penjajah Belanda dalam menancapkan kuku-kuku imperialismenya.
Rakyat Klungkung yang cinta kemerdekaan, sangat menghormati serta menjunjung tinggi keluhuran dan kesucian tumpah darah dibawah pimpinan seorang raja yang berkuasa pada waktu itu dan diikuti para bahudanda yang setia telah gugur bergelimang darah akibat hantaman peluru-peluru Belanda.
Itulah Klungkung yang walaupun wilayahnya hanyalah setitik kecil dari wilayah persada nusantara, namun sanggup menjunjung dan memegang teguh jiwa heroisme dan patriotisme melalui perang puputan yang dipersembahkan bagi kejayaan nusa dan bangsa Indonesia tercinta.
Monumen Klungkung berbentuk Lingga-Yoni, didirikan diatas areal seluas 123 meter persegi, dilengkapi dengan empat buah Balai Bengong pada sudut-sudut halamannya.
Bagian bawah lingga terdapat ruangan yang besar serupa gedung persegi empat yang berpintu masuk berupa gapura sebanyak 4 buah yakni satu dari Timur, satu dari Selatan, satu dari Barat dan satu lagi dari Utara.
Ketinggian monumen tersebut dari dasar sampai ke puncak lingga adalah 28 meter. Sedangkan antara gedung/ruang bawah dengan lingga terdapat semacam bangunan kubah bersegi delapan dialasi kembang-kembang teratai sebanyak 19 buah.
Ini keseluruhannya mencerminkan tanggal 28 April 1908.
Puputan Klungkung itu kini diperingati setiap tanggal 28 April tiap tahun. Sedangkan didalam ruangan monumen dilengkapi dengan diorama, yang menggambarkan perjuangan rakyat Klungkung bersama rajanya. (berbagai sumber)
Reporter: bbn/rob