Pemkab Buleleng Sikapi ‘Wangsit Lapindo’
Selasa, 7 Oktober 2008,
21:01 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Pemerintah Kabupaten Buleleng akhirnya memberikan respon menyikapi ‘wangsit Lapindo’ yang diterima seorang warga dengan mengelar prosesi upacara di dua Pura di Desa Kubutambahan.
‘Wangsit Lapindo’, sebagai pesan secara niskala (alam gaib) terkait masalah Lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur, Selasa (7/10) siang ditanggapi serius Bupati Buleleng, Putu Bagiada.
Bagiada menyatakan akan melakukan upacara di Pura Mutering Jagat dan Pura Negara Gambur Anglayang di Desa Kubutambahan.
Hal itu diungkapkan Camat Kubutambahan Made Suyasa bersama Perbekel Desa Kubutambahan Ketut Sandirat usai dipanggil Bupati Bagiada.
“Dengan adanya pesan secara niskala atau wangsit yang diterima warga I Luh Mudiasih Simang lewat alam bawah sadar, sudah disikapi secara bijaksana dan akan direalisasikan melalui prosesi upacara khusus di Pura Mudering Jagat Kubutamabahan dan Pura Negara Gambur Anglayang Kubutambahan,†ungkap Camat Kubutambahan Made Suyasa.
Wangsit atau pesan niskala yang disampaikan tersebut merupakan solusi untuk memecahkan masalah nasional yang belum terpecahkan hingga saat ini
“ Pesan niskala ini mungkin sebagai jalan untuk menghentikan semburan Lumpur, kita akan berupaya dengan melakukan upaya koordinasi juga dilakukan dengan pemerintah setempat.
Sebelumnya, seorang warga I Luh Mudiasih Simang, yang dalam sekehariannya adalah seorang pedagang lugu,tiba-tiba saja kesurupan dan diyakini bila raganya dirasuki Bathara Ratu Ayu Semar Mutering Jagat dan Bathara Lingsir Dalem Solo. Ia kerasukan setelah melakukan puasa selama satu bulan tujuh hari.
Yang cukup mengejutkan, dalam kesurupannya itu, istri Gede Situasi Tangkas berujar bahwa Ida Bhatara Ratu Ayu Semar Mutering Jagat akan menghentikan semburan Lumpur Lapindo dan memberikan keamanan pada daerah Bali pada umumnya. Bahkan bila permintaan dipenuhi dengan membuat bangunan di lokasi Lumpur Lapindo serta memasang tiga bendera warna merah, putih, dan hitam, diyakini semburuan lumpur akan dapat dihentikan. (sas)
‘Wangsit Lapindo’, sebagai pesan secara niskala (alam gaib) terkait masalah Lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur, Selasa (7/10) siang ditanggapi serius Bupati Buleleng, Putu Bagiada.
Bagiada menyatakan akan melakukan upacara di Pura Mutering Jagat dan Pura Negara Gambur Anglayang di Desa Kubutambahan.
Hal itu diungkapkan Camat Kubutambahan Made Suyasa bersama Perbekel Desa Kubutambahan Ketut Sandirat usai dipanggil Bupati Bagiada.
“Dengan adanya pesan secara niskala atau wangsit yang diterima warga I Luh Mudiasih Simang lewat alam bawah sadar, sudah disikapi secara bijaksana dan akan direalisasikan melalui prosesi upacara khusus di Pura Mudering Jagat Kubutamabahan dan Pura Negara Gambur Anglayang Kubutambahan,†ungkap Camat Kubutambahan Made Suyasa.
Wangsit atau pesan niskala yang disampaikan tersebut merupakan solusi untuk memecahkan masalah nasional yang belum terpecahkan hingga saat ini
“ Pesan niskala ini mungkin sebagai jalan untuk menghentikan semburan Lumpur, kita akan berupaya dengan melakukan upaya koordinasi juga dilakukan dengan pemerintah setempat.
Sebelumnya, seorang warga I Luh Mudiasih Simang, yang dalam sekehariannya adalah seorang pedagang lugu,tiba-tiba saja kesurupan dan diyakini bila raganya dirasuki Bathara Ratu Ayu Semar Mutering Jagat dan Bathara Lingsir Dalem Solo. Ia kerasukan setelah melakukan puasa selama satu bulan tujuh hari.
Yang cukup mengejutkan, dalam kesurupannya itu, istri Gede Situasi Tangkas berujar bahwa Ida Bhatara Ratu Ayu Semar Mutering Jagat akan menghentikan semburan Lumpur Lapindo dan memberikan keamanan pada daerah Bali pada umumnya. Bahkan bila permintaan dipenuhi dengan membuat bangunan di lokasi Lumpur Lapindo serta memasang tiga bendera warna merah, putih, dan hitam, diyakini semburuan lumpur akan dapat dihentikan. (sas)
Berita Buleleng Terbaru
Reporter: -