Bule Ngibing Disko di Pantai Kuta
BERITABALI.COM, BADUNG.
Pada hari ketujuh berlangsungnya Kuta Karnival (KK) dipentaskan sebuah kesenian Jegog dari sanggar Rama Budaya Kabupaten Jembrana, Jumat (24/10).
Jegog merupakan musik tradisional Bali yang terbuat dari bambu yang biasanya digunakan untuk mengiringi "makepung" (karapan kerbau-red). Alunan musik dari bambu diharapkan bisa memacu kecepatan kerbau dalam makepung.Dalam perkembangannya, jegog tidak hanya digunakan untuk mengiringi makepung namun juga untuk mengiringi sejumlah kesenian tari Bali.
Kesenian jegog ini menjadi unik karena bambu yang digunakan dari ukuran kecil hingga besar. Bahkan sejumlah pemain instrumen jegog ini harus duduk di atas instrumennya tersebut.
Kesenian khas bumi makepung ini telah ada sejak jaman dahulu, biasanya perangkat gamelan ini ditabuh di sawah ketika para petani usai panen, sebagai ungkapan rasa bersyukur kepada sang pencipta telah memberikan hasil panen yang melimpah.
Seiring dengan kemajuan zaman, gamelan bambu diaransemen secara kekinian oleh tokoh seniman asal Desa Batu Agung Kabupaten Jembrana, I Ketut Suwentra. Suwentra yang juga tokoh gamelan telah melalang buana memadukan jegog dengan sejumlah tarian-tarian.
Pada penampilan sanggar jegog tersebut sebuah tarian jogged diiringi instrument jegog memeriahkan Pantai Kuta. Para penari jogged sempat nyawat sejumlah wisatawan asing. Namanya juga bule, jogednya ya kayak disko. Para penonton pun tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan ibingan para bule-bule tersebut. Dengan percaya diri mereka (bule-red) menari layaknya di diskotik.
Reporter: bbn/sin
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
