search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Saksi : Korban Dikeroyok dan Dibenamkan ke Laut
Jumat, 2 Januari 2009, 18:11 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Penyidikan dan penyelidikan Insiden malam tahun baru di Lovina Buleleng terus dilakukan Sat Reskrim Polres Buleleng. Dari keterangan saksi korban disebutkan meregang nyawa setelah dikeroyok dan dibenamkan ke laut.

Secara pasti, tewasnya Komang Ardi Wismaya, anggota Banzer Bali dari Desa Cempaga, hingga Jumat (2/1) sore belum diketahui pasti motif termasuk penyebab kematiannya. Dari sejumlah pemeriksaan yang dilakukan polisi, ada yang menyebut kematian Komang Ardi karena tenggelam, namun ada yang mengatakan mati lantaran dikeroyok.

“Sebelum ditemukan meninggal, teman saya, Komang Ardi dikeroyok belasan orang yang tiba-tiba langsung menyergap kami. Saya bisa menyelamatkan diri walaupun dikejar, sempat saya lihat Gede Ardiyasa terkapar dan dua kali dilindas sepeda motor, terus Juliadnyana bersama Komang Ardi terus dipukul. Kemungkinan korban kepalanya dibenamkan ke laut hingga tewas” ungkap Ketut Ardika Wijaya (25) salah satu korban yang berhasil menyelamatkan diri.

Saksi korban Ketut Ardika Jaya, dalam pemeriksan di Mapolres Buleleng menyebutkan, setelah datang ke Pantai Binaria Lovina dan usai memarkir sepeda motornya di areal Patung Dolpin, keempatnya jalan kaki menuju arah Timur, namun bertemu dengan empat perempuan yang disebut-sebut cewek kafe tengah duduk di pinggir jalan.

“Juliadnyana saat itu meminta api untuk menyulut rokok, tiba-tiba datang seseorang langsung melayangkan pukulan, tidak terima dipukul, kita membalasnya, hingga mereka kabur,” ujarnya.

Sementara versi lain menyebutkan, buntut aksi pengeroyokan hingga tewasnya warga Desa Cempaga itu berawal saat Korban Komang Ardi Wismaya, Juliadnyana alias Nano, Gede Ardiyasa dan Ketut Ardika Wijaya melakukan pemukulan lebih awal bahkan disertai dengan mengeluarkan sebilah pisau.

“Datang empat orang yang tidak saya kenal dan kemudian menganggu teman-teman wanita saya (cewek café), awalnya saya ingin memanggil keempat teman saya, namun ditanggapi lain, kemudian saya dipukul, saya sempat melawan, tapi mereka membawa pisau, ini tangan saya kena sayatan pisau,” ungkap Ketut Artana, seorang pemuda dari Desa Kaliasem Kecamatan Banjar.

Artana yang diperiksa secara intensif tersebut mengaku melarikan diri dan bersembunyi, bahkan atas aksi pengeroyokan terhadap empat pemuda dari Desa Cempaga itu tidak diketahuinya.

” Saya tidak tahu menahu siapa yang mengeroyok setelah saya dipukul itu, karena saya lari dan bersembuyi,” ujarnya. 

 

Sementara, Sat Reskrim Polres Buleleng masih berupaya mengungkap penyebab kematian Ardi Wismaya dengan jalan otopsi korban, namun pihak keluarga korban, berencana tidak mengizinkan upaya itu. Pihak keluarga korban menginginkan jenazah Ardi Wismaya secepatnya bisa di bawa pulang ke Cempaga. (sas)

Reporter: bbn/sas



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami