search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jalan Cokroaminoto Diguyur Hujan Es
Kamis, 19 Maret 2009, 23:03 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

hujan esHujan es disertai hujan deras dan angin kencang, merusak sejumlah baliho dan atap rumah warga, pada Kamis (19/03) sore. Fenomena alam itu menerpa kawasan jalan Cokroaminoto Denpasar, hanya dalam waktu lima menit.

Munculnya fenomena alam itu, terjadi sekitar pukul 15.30 Wita. Sejumlah warga mengatakan, hujan es disertai angin kencang, muncul setelah petir menyambar kawasan Cokroaminoto Denpasar.

“Ya Pak, petir duluan datang baru turun hujan es yang sebesar biji jagung, setelah jatuh ke aspal pecah. Kemudian disusul hujan deras,” ucap beberapa warga yang duduk di pinggiran dekat terminal Ubung Denpasar.

Keyakikan kalau hujan tersebut adalah hujan es karena menurut warga, hujan deras yang selama ini terjadi, tidak berbentuk butiran kecil. Malah sebaliknya butiran putih tersebut, sebesar biji jagung. Justru, kejadian itu hanya berdurasi 5 menit.

Sementara itu, hujan deras juga merusak sejumlah baliho yang terpasang di pinggiran jalan. Tampak, sebagian warga ikut bahu - membahu memperbaiki baliho dan plang yang jatuh. Sebagian ada warga yang kerepotan karena penjornya miring.

“Hujannya sebentar tapi deras. Hujannya sebesar biji jagung. Penjor saya juga jatuh,” kata seorang warga yang sedang memperbaiki penjor di depan rumahnya.

Masih di kawasan jalan Cokroaminoto, tepatnya di depan kuburan (dekat Masjid). Hujan deras disertai angin kencang merusak sebagian atap rumah warga. Banyak atap rumah warga yang terbuat dari seng berterbangan diterpa angin dashyat.

Salah seorang warga, Wawan mengatakan, dia mengetahui kalau sore itu akan ada hujan deras. Karena awan mendung. Wawan mengaku, sebelum hujan, dia ada di dalam rumah.

“Pas hujan deras turun saya keluar, karena atap rumah saya terbang,” bebernya.

Wawan juga mengakui, hujan yang turun berbentuk butiran kecil sebesar biji jagung. Namun karena, fokus atap rumahnya terbang, Wawan tidak mengubrisnya.


“Bukan salju tapi hujan es, bentuknya kecil, saya lihat kog, tapi sebentar aja turunnya,” ungkapnya, sembari menggendong anaknya. 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami