search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petani Salak Cenderung Pakai Biji Ketimbang Cangkok
Sabtu, 23 Mei 2009, 18:53 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Upaya pengembangbiakan tanaman salak dengan teknologi pencangkokan yang diprogramkan pihak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali beberapa tahun lalu, ternyata belum mampu membantu petani salak.

Petani salak di Desa Sibetan, Kalanganyar dan sebagian wilayah Kecamatan Selat, saat beritabali.com temui mengaku ogah terapkan ilmu dari BPTP dan lebih memilih perbanyakan lewat biji, ketimbang system cangkok, seperti yang disarankan oleh pihak BPTP.

Alasannya, pembibitan biji tumbuhnya lebih stabil ketimbang cangkok dan hasilnya pun bisa sampai 7 kilogram per tanaman saat musim panen. Salah seorang petani salak, I Made Windia mengaku kalau disekitar desanya sempat menerapkan
system cangkok pada pol-nya. Akan tetapi umur tanaman salak seperti itu cepat mati, sebelum sempat berbuah, karena daunnya menguning.

Diakuinya, pembibitan dengan metode biji, membutuhkan waktu cukup lama dibanding cangkok. Hanya saja, hasilnya lebih baik dan juga lebih banyak. 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami