search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kapal Pertiwi Nusantara Terseret Arus
Selasa, 23 Juni 2009, 18:55 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Ratusan penumpang kapal motor penumpang (KMP) Pertiwi Nusantara terpaksa harus sport jantung. Pasalnya, kapal jenis roll on-roll of (roro) tersebut terdampar di pantai dekat Pura Segara, setelah tidak kuasa menahan derasnya arus Selat Bali setelah mengarungi penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (23/6).

 



Dari informasi yang dihimpun, kapal buatan Jepang tahun 1985 tersebut hendak sandar di Pelabuhan Gilimanuk pada dermaga landing craft tank (LCM) atau dermaga khusus untuk kapal barang paling utara. Sayangnya, kapal berusia 24 tahun yang barus selesai didocking tersebut tidak kuasa menahan derasnya arus Selat Bali yang memang terkenal ganas itu.

 



Melihat kondisi tersebut, Adi Purnomo, nahkoda kapal, mengarahkan kapal yang memuat 6 bus, 2 truk besar, 2 truk kecil, 3 sepeda motor serta sekitar 200 penumpang ke pantai di belakang Pura Segara yang jaraknya kurang lebih 40 meter dari dermaga LCM yang awalnya akan disandarinya. Upaya ini menuai hasil lantaran posisi pantai tersebut terlindungi dari arus, sehingga ratusan penumpang yang panic bisa dievakuasi.



Setelah semua penumpang diturunkan kapal tetap bertahan di posisi tersebut menunggu arus laut normal. Setelah sekitar 3 jam bertahan di belakang Pura Segara, arus laut berangsur-angsur normal sehingga KMP Pertiwi Nusantara bisa disandarkan di dermaga LCM untuk menurunkan semua bus, truk dan sepeda motor yang dimuat.



Syahbandar Gilimanuk, Dewa Nyoman Kari ketika dikonfirmasi, Selasa 23/6) membenarkan kejadian tersebut. “Setelah semua muatan kapal diturunkan, nahkoda kapal (Adi Purnomo, red) kita mintai keterangan,” ujar Kari. Menurut Kari, dari pengakuan Adi Purnomo, hanyutnya KMP Pertiwi Nusantara itu lantaran terseret arus pasang yang terjadi di sekitar dermaga tersebut.



“Sebenarnya nahkoda bisa saja menyandarkan kapal tersebut di dermaga namun tidak dilakukan lantaran takut terjadi benturan dengan kapal lain yang bersandar di sebelahnya sehingga terpaksa kapal itu diarahkan ke belakang Pura Segara,” terang Kari.



Kalau hal tersebut dipaksakan, imbuh Kari, akan sangat membahayakan lantaran kuatnya arus bisa menyebabkan kapal saling berbenturan dengan kapal di sebelahnya sehingga dikhawatirkan bisa merusak lambung kapal. “Nahkoda lebih memilih bersandar di belakang Pura Segara,” imbuhnya.



Meski tidak ada korban, Kari mengharapkan agar kejadian ini bisa dijadikan pelajaran oleh nahkoda lainnya. “Arus di Selat Bali memang sulit diprediksi karena sewaktu-waktu bisa berubah kuat dan bisa menyeret kapal. Saya harapkan kejadian ini bisa dijadikan pelajaran bagi nahkoda agar berhati-hati dan selalu memperhatikan perubahan cuaca dan arus laut,”pungkasnya. 



 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami