search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Permintaan Tinggi, Mitan Subsidi Distop
Rabu, 30 September 2009, 14:54 WITA Follow
image

ilustrasi/google

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Kendati permintaan minyak tanah (mitan) di Jembrana masih tinggi namun jatah minyak tanah bersubsidi untuk Bumi Makepung distop sejak Senin (28/9). Namun, pihak produsen masih menyalurkan minyak tanah hanya saja tanpa subsidi.



Dari informasi yang dihimpun, Rabu (30/9) sejak distopnya jatah mitan bersubsidi tersebut membuat harga eceran minyak tanah di tingkat produsen melambung hingga mencapai Rp. 8 ribu perliternya untuk mitan non-subsidi yang masih dipasok oleh Pertamina.

Melambungnya harga mitan ini seringkali dimanfaatkan orang-orang untuk meraup untung dengan menyelundupkan mitan dari Jawa atau kabupaten lain di Bali yang masih menerima jatah mitan subsidi.



Sabtu (26/9) lalu, KP3 Gilimanuk berhasil menggagalkan penyelundupan ribuan liter mitan dari Jawa. Dari pengakuan dua orang tersangka pemilik mitan tersebut diketahui kalau mereka membeli mitan tersebut di Banyuwangi dengan harga Rp. 4 ribu perliternya untuk dijual di Pasar Negara dengan harga yang lebih tinggi.


Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Jembrana, I Made Sudantra ketika dihubungi, Rabu (30/9) membenarkan kalau minat bersubsidi mulai distop sejak awal pekan ini. Untuk memenuhi kebutuhan mitan, masyarakat dapat membeli mitan non subsidi dengan harga Rp. 7.400 di tingkat agen.



“Memang jatah mitan bersubsidi sudah dicabut karena kita sudah menyalurkan kompor gas ke masyarakat,” ujarnya.

Namun, menurut Sudantra, hanya dua kabupaten yakni Bangli dan Buleleng yang belum dicabut jatah mitan bersubsidinya.



“Kami akan terus memonitor peredaran mitan melalui pengendali distribusi untuk menjamin tidak ada pengecer menjual hasil selundupan mitan subsidi dari daerah lain,” pungkasnya. (dey)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami