search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ratusan Warga Tejakula
Rabu, 13 Januari 2010, 20:45 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Ratusan warga Desa Tejakula di Kecamatan Tejakula, Buleleng, mendatangi Desa Kutuh yang terletak di Kecamatan Kintamani Bangli. Hal itu dipicu masalah pembangunan bak penampungan air yang dinilai merugikan masyarakat Tejakula. 

Ratusan warga Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula Rabu (13/1) pagi mendatangi Desa Kutuh, Kecamatan Kintamani, Bangli.

Kedatangan para warga Desa Kutuh menggunakan 30 kendaraan roda empat. Ini terkait masalah pembangunan bak penampungan air atau Bronkaptering yang dibangun oleh Satuan Kerja Pengembangan Air Minum Bali Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali.

Kedatangan warga Desa Tejakula yang dikoordinir Perbekel Desa Tejakula Ketut Suardana menyebakan polisi bersiaga. Dua kompi Pasukan Brimob Polda Bali yang dipimpin Dansat Brimob AKBP. Ramadhan Hidayat, satu kompi Dalmas Polres Bangli dan satu kompi Pasukan Dalmas Polres Buleleng yang dipimpin Wakapolres Buleleng Kompol. Mulyadi.

“Polisi hanya melakukan antisipasi secara dini, pergerakan warga Desa Tejakula tidak mampu terbendung, namun demikian polisi tetap berjaga-jaga untuk menghindari bertemunya warga Desa Tejakula dengan Warga Desa Kutuh,” ungkap Perwira Humas Polres Buleleng, Kompol Made Sudirsa.

Aksi warga Desa Tejakula Buleleng yang mendatangi Desa Kutuh disebabkan permasalahan air bersih yang diklaim milik
warga Desa Tejakula yang dialirkan dari Sumber Mata Air Desa Sukawana Kintamani Bangli.

Ratusan warga Desa Tejauka bergerak dari Desa Tejakula sekitar jam setengah lima pagi. Menjelang tiba di lokasi, pasukan Brimob dan anggota Polsek Kintamani beserta Danramil Kintamani menghadang pergerakan warga di pertigaan Desa Madenan yang menuju Desa Kutuh.

Namun penghadangan tersebut gagal, bahkan terjadi perdebatan yang cukup sengit antara ratusan massa
dengan pihak kepolisian dan Camat Kintamani.

Selanjutnya warga merangsek maju tidak terbendung lantas menghancurkan bak penampungan air yang terbuat dari
beton dengan luas 4x6 setinggi dua meter lebih hingga luluh lantak.

Selesai melakukan aksinya, ratusan warga kembali ke Desa Tejakula langsung kembali ke Tejakula. Sampai di pertigaan Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, seluruh warga yang sebelumnya naik mobil langsung turun.

Mereka mengadakan aksi “long march” menuju Pura Puseh, Desa Tejakula. Kehadiran mereka pun disambut gamelan bale ganjur oleh warga Desa Tejakula yang menunggu di rumah.

Bak pahlawan yang baru habis bertempur di medan perang, ibu-ibu yang melihat kedatangan para suami maupun anak laki-laki mereka langsung membagi-bagikan air minum atupun buah rambutan serta makanan yang lain sebelum mereka sampai di Pura Puseh. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami