search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dari Sejumlah Kasus Gigitan, 30 persen Positif
Rabu, 24 November 2010, 18:54 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Hasil Kajian akademis dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana menunjukkan dari sekitar 50.000 kasus gigitan anjing selama 2010, diperkirakan sekitar 30 persen diantaranya beresiko positif rabies.

Penularan rabies yang begitu cepat ini diprediksi akibat rendahnya pengawasan lalu lintas anjing antar kabupaten, belum lagi masyarakat Bali cendrung memindahkan anjing yang sedang dalam masa inkubasi. Disisi lain cakupan vaksinasi anjing di Bali juga masih dibawah 50 persen.

Baca juga:
5 Warga Digigit Anjing Rabies, Tim Keswan Turun Vaksinasi Rabies

Peneliti Rabies Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof Dr. I Gusti Ngurah Mahardika pada keteranganya di Renon, Rabu (24/11) mengatakan akibat penyebaran rabies yang meluas kini telah menyebabkan masyarakat Bali mengalami kepanikan. Akibat kepanikan tersebut menyebabkan tingginya permintaan akan vaksin anti rabies (VAR)



Ini masyarakat lagi panik, jangankan digigit, diplototin anjing saja di Karangasem katanya sudah minta VAR, papar Prof Dr. I Gusti Ngurah Mahardika.

Peneliti Rabies Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof Dr. I Gusti Ngurah Mahardika memastika rabies merupakan penyakit mematikan, namun tidak semua gigitan anjing pasti rabies. Mahardika mengingatkan yang perlu diwaspadai saat ini adalah penularan rabies pada kucing dan monyet. (mlt)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami