Geothermal Bedugul Proyek Cacat
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau Geothermal di Bedugul, Tabanan, Bali terus mendapat penolakan. Selain dikhawatirkan merusak kawasan hutan lindung, proyek ini juga dinilai cacat sejak awal akan dimulai tahun 1995 silam.
[pilihan-redaksi]
"Meski proyek geothermal itu sangat bagus untuk ketersediaan pasokan listrik di Bali, tapi kita tetap total menolak proyek geothermal di Bedugul," kata Ketua DPD KNPI Bali, Putu Indriawan Karna SH, di Denpasar (1/5/2011).
Proyek geothermal di Bedugul, kata Iwan, sangat rakus lahan, terutama kawasan hutan di lokasi proyek, yang selama ini menjadi hulu dan sumber mata air Pulau Bali.
"Hutan yang kita (Bali) miliki kecil. Sementara proyek geothermal itu rakus lahan. Jika satu tusukan (pemboran untuk mencari panas bumi) gagal atau tidak berhasil menemukan panas bumi, maka akan dilakukan penusukan di beberapa titik lainnya."
"Akan ada banyak pemboran di lokasi proyek dan ini sangat berbahaya. Bekas tusukan akan meninggalkan rongga di bawah tanah dan bisa ambrol atau runtuh sewaktu-waktu. Jika itu sampai terjadi, maka daerah sekitarnya seperti Kabupaten Tabanan akan habis," beber Iwan.
Jika pengeboran tidak berhasil menemukan energi panas bumi, maka proyek geothermal juga akan berpotensi menimbulkan kerusakan alam dan bencana bagi warga sekitar proyek.
"Hutan habis dibabat, gas panas bumi tidak didapat, yang keluar malah air campur lumpur. Jadi sosialisasi proyek ini harus jelas. Jangan sampai masyarakat dibohongi oleh megaproyek ini," kata pemuda asal Desa Padangbai Karangasem ini.
Selain berpotensi merusak lingkungan sekitar proyek, proyek Geothermal Bedugul juga dinilai cacat atau bermasalah sejak awal proyek ini digagas pada tahun 1995 silam.
"Dari jaman (presiden) Soeharto sampai Presiden SBY, proyek ini tidak jelas, ada kesan main-main, dioper dari satu pihak ke pihak lainnya untuk keuntungan kelompok tertentu. Kalau memang tidak ada masalah, kenapa sampai sekarang tidak selesai-selesai?" kata Iwan.
Jika proyek ini tetap akan dilaksanakan, Iwan meminta pelaksana proyek memberikan sosialisasi tentang proyek geothermal ini, terutama dampak yang akan ditimbulkan baik dampak positif maupun negatif.
"Selama ini tidak ada sosialisasi terkait proyek geothermal ini. Tim ahli dari Unud (Universitas Udayana) saja tidak bisa memberikan kajian visual dari satelit, apa benar yang akan dibor itu di bawahnya energi gas panas bumi, atau hanya air saja. Ini harus benar-benar dijelaskan kepada masyarakat," tegasnya.
Reporter: bbn/psk