search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kombinasikan SAR dan
Kamis, 29 September 2011, 06:50 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Nama Kepala Kantor SAR Denpasar, I Ketut Parwa, menjadi nama yang paling sering disebut dalam peristiwa tenggelamnya kapal motor Sri Murah Rejeki di perairan Nusa Lembongan Klungkung 21 September lalu. Selama pencarian korban, selain menjalankan prosedur tetap penyelamatan Search and Rescue (SAR), Parwa juga menerapkan cara metode 'Sarkun'. Apa itu?

Cara 'Sarkun' ini mulai dilakukan Parwa setelah upaya pencarian korban pada hari ketiga belum membuahkan hasil. Saat itu, dari total 35 orang penumpang, baru 11 korban tewas yang berhasil ditemukan. 13 korban lainnya masih hilang misterius. Sementara 11 penumpang selamat sudah kembali ke rumah masing-masing di Pulau Nusa Penida.

"Upaya 'Sarkun' ini saya lakukan karena biasanya jenazah korban tenggelam sudah muncul 2 atau 3 hari setelah tenggelam. Tapi ini hingga hari ketujuh, jenazah 13 korban yang hilang belum juga muncul ke permukaan, bahkan udeng (ikat kepala) nya saja tidak muncul ke permukaan. Ini menjadi tanda tanya bagi kita," kata Parwa.

'Sarkun' yang dimaksud Parwa adalah bertanya pada paranormal atau dukun di Bali. Meski terkesan kurang rasional dan kurang bisa diterima akal sehat, namun Parwa meyakini ini harus dilakukan, karena di Bali memang masih ada kepercayaan seperti itu.

"Saya sebenarnya malu mengatakan, tapi ini memang harus kita lakukan, percaya tidak percaya, dalam beberapa kasus pencarian korban yang pernah saya lakukan, hal ini (sarkun) terbukti berhasil," ujarnya.

Dari 'Sarkun' yang dilakukan Parwa, ia memperoleh petunjuk dari paranormal bahwa para korban tenggelamnya kapal Sri Murah Rejeki, masih berada di palung laut sekitar lokasi kejadian, belum bisa muncul ke permukaan karena masih 'dipegang' oleh penguasa alam gaib di wilayah perairan tersebut.

Arti kata 'Sarkun' sendiri tidak jelas. Ada yang mengatakan 'Sarkun' berarti 'SAR dukun', ada juga yang bilang 'Sarkun' itu kepanjangan dari 'saran dukun'.

Meski sudah mengkombinasikan antara pencarian tim SAR darat, laut, dan udara serta 'Sarkun' atau saran dukun, namun hingga akhir operasi SAR di hari ke-7, 13 korban yang hilang belum berhasil ditemukan.

 

"Saya mohon maaf kepada masyarakat, khususnya kepada para keluarga korban karena kami tim SAR belum berhasil menemukan 13 korban yang hilang. Kami mohon maaf, kami sudah berusaha dengan maksimal," kata Parwa. 
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami