search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pijat Tradisional di Bibir Pantai Medewi
Minggu, 24 Juni 2012, 07:35 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Obyek wisata pantai Medewi yang menjadi salah satu ikon wisata kabupaten Jembrana menyimpan sarana pelayanan massage ( pijat ) tradisional yang dikelola penduduk setempat. Pondok berupa bedeng yang dibangun ditepi pantai tersebut selama ini menjadi tempat favorit wisatawan peselancar.  

Keberadaan pondok ini jauh dari pandangan mewah atau beda dari massage pada umumnya yang memiliki fasilitas lengkap. Nampak berupa gubug tua reot berdinding anyaman bambu yang telah tertata apik. Fasilitas yang dimiliki hanyalah lima buah dipan lengkap dengan kasur berbahan busa, minyak kelapa serta selimut. Mereka yang mengelola merupakan satu anggota keluarga yang terdiri dari empat personel.

Tidak ada struktur manajemen yang dibentuk. Menerapkan sistem kekeluargaan, sikap sopan santun dan keramah tamahan jadi modal utama mereka. Kesemuanya merupakan ibu rumah tangga, mereka memiliki keahlian massage dan kecakapan berbahasa inggris diperolehnya secara langsung.  

“  Ini adalah pekerjaan utama kami. Kami telah menekuninya sejak tahun 2006 silam. Awalnya orang tua kami sebagai seorang tukang pijat lalu dikenal oleh turis, bakat tersebut kemudian menurun. Sebelum memulai bekerja kami terlebih dahulu melakukan tugas rumah tangga masing – masing “,  ujar Artini yang merupakan terapis paling tua diantara yang lain.

Letaknya yang sepi serta bersebelahan dengan kawasan Pondok Wisata atau Home Stay jadi gampang ditemui oleh wisatawan yang tengah berada disana. Hanya beberapa meter menyusuri bibir pantai yang dominan berbatu, atau melalui jalur lain persis dibelakang bangunan penginapan. Lantas, melintasi jalan setapak memotong ladang kosong milik warga. Posisinya jelas terpampang dibibir pantai, berdiri sederhana diantara dua gubug lain yang merupakan gubug tempat menyewakan papan selancar.

Untuk menggaet calon pelanggan, biasanya para terapis ini terlebih dahulu memperkenalkan diri atau berbincang ke wisatawan yang sedang ditemuinya bersantai. Tarif yang dipatok hanya Rp 50 ribu ( full body ) perorang dalam satu jam .  Wisatawan domestik maupun lokal tarifnya tetap sama. Masing – masing  terapis berperan mencari tamu dan telah memiliki dipan yang sudah mereka sepakati.

“  Semua dipan ini, masing – masing sudah ada yang pegang.  Walaupun tidak ada aturan untuk mengunakan dipan lain, tetap saja kita tidak terbiasa menggunakan dipan yang biasanya digunakan terapis lain “, terang Artini sembari tangannya memijat tubuh wisatawan asal Perancis.

Sejuknya udara pantai berpadu dengan deburan ombak Medewi kerap kali membuat para wisatawan tertidur pulas saat menjalani terapi massage. Sehari –hari mereka memulai aktifitas dari pukul 10 pagi hingga pukul 6 sore. Mereka tidak mengenal hari libur, kecuali hari besar keagamaan. Dan tak kalah menarik menikmati suasana sunset sembari merasakan sentuhan lembut jari jemari para terapis akan terasa lengkap dengan hadirnya panorama laut berlatar belakang daratan pulau Jawa yang menerawang.

 

 

Aktifitas kegiatan para nelayan dengan hasil tangkapan pun bisa disaksikan dengan sempurna dari jarak yang begitu dekat tatkala musim ikan tiba. 
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami