search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Puspayoga Diminta Tak Gadai Hutan Bakau
Jumat, 3 Mei 2013, 20:10 WITA Follow
image

google/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kandidat Gubernur Bali yang diusung PDIP, Anak Agung Ngurah Puspayoga diminta untuk tidak menggadaikan hutan mangrove. Sebabnya, hutan mangrove merupakan hal vital tak hanya bagi biota laut, tetapi juga bagi keberlangsungan masyarakat pesisir.

Pada kesempatan itu, Puspayoga mengaku terkesan dengan penanaman ratusan mangrove di Desa Tuwud, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Ia mengaku terkenang akan masa remajanya. "Saya terkenang kembali ketika duduk di bangku kelas 1 SMP. Waktu itu tahun 1977. Saat itu saya sudah jadi Ketua Komisaris Desa PDIP (sekarang PAC) di salah satu desa di Denpasar," kata Puspayoga dalam pidato politiknya, Jumat 3 Mei 2013.

Pada usianya yang masih belia itu Puspayoga mengaku sudah terlibat aktif dalam pelestarian hutan mangrove di Kota Denpasar. "Waktu itu saya sudah menanam bakau. Hutan bakau seluas 1.000 hektar lebih di Kota Denpasar itu bukan barang baru. Itu sudah kita tanam sejak lama," tegas Puspayoga.

Saat itu, kata Puspayoga, tak hanya dirinya yang terlibat dalam aksi penanaman hutan bakau di kawasan Ngurah Rai. Tetapi, seluruh kader PDI Perjuangan ikut terlibat dalam aksi penanaman itu. "Seluruh kader se-Bali tumpah ruah ikut aksi penanaman itu," kenang Puspayoga.

Namun, kini ia mengaku miris. Buah tangannya bersama seluruh kader dan masyarakat Bali hendak disewakan kepada investor dengan dalih pengusahaan pariwisata alam. "Ketika bakaunya sudah besar, sekarang malah disewakan. Itu yang membuat berbeda pandangan dengan Pak Mangku. Saya tidak setuju hutan bakau disewa untuk kepentingan alih fungsi," kata Puspayoga.

Padahal, menurut dia, hutan bakau memiliki banyak sekali fungsi, tak hanya bagi biota laut, tetapi untuk kepentingan manusia. "Bakau itu berfungsi menahan abrasi, banjir, menahan gelombang tsunami dan benteng pesisir, sekaligus menjadi keindahan alam tersendiri," imbuh kandidat yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan itu.

"Hutan bakau juga sudah menjadi kebanggaan masyarakat Bali, nasional, bahkan internasional. Turis mancanegara sangat bangga dengan hutan bakau kita," tambah kandidat nomor urut 1 itu.

Menurut pria ramah senyum ini, bukan hal mudah bagi Kota Denpasar memiliki hutan bakau. "Tidak mudah sebuah kota ada sekian banyak hutan bakau. Mari mulai sekarang kita mencintai lingkungan. Hutan mangrove ini kehebatan Tuhan, karena ia tak tergeser sesenti pun jika diterjang tsunami. Kita sebagai manusia, tak boleh merampas dan melawan kehendak Tuhan itu," tegas Puspayoga.

Ia mengaku bukan baru kali ini datang ke Bumi Makepung. Baginya, Kabupaten Jembrana merupakan kota yang tak asing baginya.

 



"Saya sudah sering hadir ke Jembrana. Jembrana bukan barang baru bagi saya. Saya tahu persis permasalahan di Jembrana. Jangan khawatir, ketika PDIP menang harapan warga Jembrana yakinlah akan kita wujudkan," tegas Puspayoga.
 

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami