search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Konflik Warga dan Pergeseran Budaya
Minggu, 9 Juni 2013, 13:59 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Penglingsir (tokoh) Puri Agung Kesiman Anak Agung Ngurah Gede Kusuma Wardana menyatakan, konflik antar warga yang kerap terjadi di Bali salah satunya disebabkan oleh pergeseran budaya.

"Konflik yang kerap terjadi saat ini merupakan bagian dari pergeseran budaya. Budaya masyarakat Bali yakni budaya saling menghargai, budaya jujur dan ramah, paras paros, sifat menyama braya, kini sudah mulai bergeser,"ujar Kusuma Wardana, di Nusa Penida, Sabtu (8/6/2013).

Kusuma Wardana mengaku enggan mengomentari konflik antara warga yang kerap terjadi di Bali belakangan ini.

"Saya sebenarnya enggan untuk komentar, apalagi saya tidak diminta untuk memediasi konflik yang muncul. Biar saja pihak-pihak yang bertikai agar sadar," ujarnya.

Konflik, kata Kusuma wardana, sebenarnya bisa diatasi dengan pendekatan budaya. Namun pendekatan budaya ini sekarang sudah mulai ditinggalkan.  

 



"Budaya ini gampang menyebutnya, tapi susah untuk menjalankannya. Budaya itu berasal dari kata budi dan daya. Budi (kesadaran) ini sekarang sudah ditinggalkan, tinggal 'daya'nya saja, 'daya' yang ini artinya suka memperdaya, tenggang rasa sudah mulai pudar. Bedik-bedik mesiat (sedikit-sedikit berkelahi)," ujarnya.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami