search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dubes Serbia Kunjungi Rumah Budaya Fadli Zon
Minggu, 8 September 2013, 20:33 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Padang Panjang. Duta Besar Negara Serbia Jovan Jovanovic melakukan lawatan ke Rumah Budaya Fadli Zon, Aie Angek Sumatera Barat, membawa misi kebudayaan dan mengagumi keelokan Ranah Minang. Dubes bersama istri Sanja Jovanovic berada di Rumah Budaya sejak Sabtu (7/9) hingga Minggu (8/9).
 
Direktur Rumah Budaya Hj. Elvia Desita menyebutkan, kedatangan Dubes Serbia untuk Indonesia bersama istri itu dalam rangka kunjungan balasan Pemerintah Serbia ke Indonesia. Tahun lalu, sebut Elvia, Budayawan Fadli Zon bersama Sastrawan Taufiq Ismail dan rombongan mengunjungi Serbia yang juga membawa misi seni-budaya Indonesia ke negara itu.
 
“Ini kunjungan pertama Dubes Serbia sebagai balasan kunjungan Budayawan Fadli Zon dan Sastrawan Taufiq Ismail yang datang ke Serbia tahun lalu. Sebelumnya juga pernah berkunjung Dubes Kroasia,” kata Elvia Desita yang juga caleg untuk DPRD Provinsi Sumatera Barat dari Partai Gerindra Dapil 5 (Payakumbuh dan 50 Kota), Minggu (8/9) di Rumah Budaya Fadli Zon, Jl. Raya Padangpanjang-Bukittinggi, Km. 6, Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
 
Dubes Serbia Jovan Jovanovic pada kesempatan itu menyampaikan kekagumannya terhadap keindahan alam Ranah Minang yang baru pertama kali ia kunjungi.

“Saya sudah lama terkesan dengan Sumatera Barat, dan saya merasa sangat dekat dengan melihat kesenian-kesenian dari daerah ini di berbagai event pertunjukan yang telah mendunia,” ujarnya didampingi istri, Sanja Jovanovic.
 
Satu fakta yang dilihatnya ada kesamaan alat musik tradisional Minang dengan alat musik tradisional di Serbia. Jika di Minang ada alat musik semisal saluang, bansi dan rabab, di Serbia juga memiliki alat musik yang sama walau nama berbeda.

“Alat musik ini mirip sekali, dan banyak persamaannya,” ungkap Jovan Jovanovic yang baru 1,5 tahun menjabat sebagai Dubes Serbia untuk Indonesia.
 
Terkait perhatian pemerintah Serbia terhadap perkembangan kesenian tradisional, dikatakan Jovan Jovanovic, negara itu memiliki perhatian tersendiri untuk
mempertahankan dan membesarkan seni tradisi. Di Serbia, ada 10 etnis yang masing-masingnya mempunyai aset seni tradisi yang berbeda-beda.
 
“Masing-masing etnis ini juga mempunyai Dewan Etnis yang tugasnya membangun komunikasi antara kelompok etnis dengan pemerintah,” jelasnya.
 
Hubungan Indonesia-Serbia, menurut Jovan Jovanovic, selama ini cukup baik. Indonesia adalah salah satu negara anggota Gerakan Non Blok (GNB). Pertemuan pertama GNB terjadi di Beograd ibu kota Serbia pada September 1961 dan dihadiri oleh 25 anggota, masing-masing 11 dari Asia dan Afrika bersama dengan Yugoslavia, Kuba dan Siprus. Kelompok ini mendedikasikan dirinya untuk melawan kolonialisme, imperialisme dan neo-kolonialisme. Tahun 2014, Serbia-Indonesia akan melakukan kegiatan seni-budaya dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik antara Beograt-Jakarta.
 
Dubes Serbia Jovan Jovanovic juga menyampaikan terima kasih kepada Rumah Budaya Fadli Zon yang telah mengundangnya secara pribadi bersama istri. Dia mengagumi Rumah Budaya yang berada di antara kaki dua gunung berpanorama indah, yaitu Singgalang dan Merapi. Dia juga berjanji akan datang kembali dengan membawa grup kesenian dari Serbia untuk melakukan pertunjukan di Rumah Budaya. (bbn/prl)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami