search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Loyalis Anas: Banyak Pejabat Mati Diracun
Rabu, 15 Januari 2014, 08:29 WITA Follow
image

inilah.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Loyalis dan keluarga Anas Urbaningrum punya alasan kenapa menolak makanan yang disediakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejarah mencatat, banyak pejabat yang meninggal karena makanan. Jubir perhimpunan Pergerakan Indonesia (PI) yang juga loyalis Anas, Ma'mun Murod meminta semua pihak memahami keinginan keluarga itu. Walau, KPK sendiri menilai terlalu berlebihan.

"Saya rasa keinginan sahabat dan keluarga Anas bukan hal aneh. Faktanya banyak tokoh politik yg meninggal secara aneh dan misterius. Sebagaimana tertulis dalam beberapa Shirah Nabawiyyah, dalam sakitnya Muhammad saw pernah berujar bahwa sakitnya disebabkan oleh makanan yang makannya (yang diberikan oleh orang Yahudi) dalam suatu peperangan," jelas Ma'mun, Selasa (14/1/2014).

Sekretaris Lembaga Hikmah Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menjelaskan, Galilea Galileo juga meninggal karena diracun oleh Penguasa Gereja Katholik. "Yasser Arafat meninggal diracun Israel," ucapnya. Ia melanjutkan, kasus lain di luar negeri adalah kematian Lady Diana juga dianggap aneh. Walau tidak terkait maknan, namun ada sangkaan terkait kendaraan yang ditumpanginya.

"Subhan ZE tokoh NU era awal 1960-an meninggal di Makkah lantaran mobil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan aneh. Munir meninggal karena makanan yang dimakannya di pesawat Garuda saat perjalanan Indonesia - Belanda," jelas pengajar di Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.

Baharuddin Lopa, lanjut Ma'mun, mantan Jaksa Agung juga meninggal secara misterius di Makkah. Begitu juga Letjen TNI Agus Wirahadikusuma meninggal secara tidak wajar. Berangkat dari fakta-faktar ini, kata dia, rasanya keinginan sahabat dan keluarga Anas tidak berlebihan.

 

"Dalam politik, apapun sangat mungkin terjadi, termasuk pembunuhan secara berlahan melalui makanan. Keinginan sahabat dan keluarga Anas hanyalah bagian dari kehati-hatian (ikhtiyat) agar tidak terjadi kejadian fatal yang menimpa Anas," tandasnya.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami