search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Launching Album Made Mawut, Blues Krisis
Minggu, 3 Agustus 2014, 12:39 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Blues Krisis, demikian Made Mawut memberi nama pada album perdananya ini. Made Mawut bukan hendak mengatakan bahwa musik blues sedang dalam krisis, tapi sedang bergerundel dalam alunan blues tentang krisis di negeri ini. Total ada 7 lagu di album BLUES KRISIS, 6 lagu ciptaan Made Mawut sendiri dan satu lagu dari band punk asal Jakarta, Marjinal.

Di tiga lagu awal, Made melantunkan gerundelan bahwa kebutuhan pokok kita sedang dalam krisis. Lagu Krisis Air, bergerundel tentang langkanya air bersih. Kondisi nyata yang terjadi di Bali kini, dimana semakin banyak orang mengumpat karena kran air mereka ngadat di rumah, namun melimpah di hotel mewah.

Lagu Krisis Pangan, menggerundelkan bagaimana paceklik yang semakin sering terjadi di negeri yang dikenal sebagai tanah surga, tempat tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman. Cerita beras hingga garam yang diimpor bukan asing lagi di telinga. Membiasakan bahwasannya panen sekarang bukanlah di sawah ladang, tapi di toserba-toserba. Lagu Krisis Swasembada, adalah sebuah gerundelan tentang kondisi jaman sekarang dimana membeli sebagai satu-satunya jalan keluar. Semua hal adalah komoditi, dari beras hingga gosip. Pasar ada dimana-mana, baik yang material maupun spiritual. Inilah yang menyebabkan krisis, karena dalam pasar terbukti yang kaya jauh “lebih lapar” daripada si busung lapar.

Pada tiga lagu berikutnya, Made bergerundel tentang krisis yang sedang terjadi pada sistem di negara ini. Lagu Krisis Subsidi, menggerundel tentang pemberian bantuan langsung tunai sebagai pengganti subsidi BBM, namun diiringi dengan semakin naiknya harga-harga kebutuhan lainnya. Subsidi hanya menjadi bualan kesejahteraan, rakyat tetap menjadi tumbal. Lagu Krisis SDM, merupakan gerundelan tentang lingkaran “setan” sistem pendidikan dari SD hingga sarjana, yang seringkali hanya menciptakan ijasah sebagai cinderamata. Sedangkan lagu Krisis Nurani, adalah gerundelan kondisi si miskin yang semakin terjepit disaat sakit.

Pada lagu terakhir, Made Mawut meng-cover lagu Hukum Rimba milik band punk Marjinal. Hukum Rimba diciptakan pada tahun 1990-an, sebagai kritik terhadap sistem hukum saat itu yang selalu memihak penguasa Orde Baru. Made Mawut meng-cover lagu Hukum Rimba sebagai gerundelan terhadap sistem hukum dan kondisi Indonesia sekarang, yang hanya mampu menghakimi maling-maling “kecil” tapi tetap melindungi “maling besar”.  

Gerundelan Made Mawut dalam album Blues Krisis ini dilaunching pada hari Sabtu, 2 Agustus 2014 mulai jam 4 sore di Taman Baca Kesiman yang terletak di Jl. Sedap Malam 234, Kesiman - Denpasar. Gerundelan yang bukan hanya milik Made Mawut, tapi milik semua orang yang merasakan carut marut kondisi negeri.

Gerundelan adalah suara dari tepi yang sayup terdengar, namun jika diabaikan menyimpan potensi teriakan lantang perlawanan. Inilah pesan dalam alunan blues untuk Presiden baru terpilih.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami