search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Dikejutkan Dentuman Gunung Slamet
Kamis, 11 September 2014, 18:21 WITA Follow
image

bbn/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Warga di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dikejutkan suara dentuman yang sangat keras dari arah Gunung Slamet pada Kamis (11/9/2014) siang. Salah seorang warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Riyani mengaku terkejut saat mendengar suara dentuman dari arah utara (Gunung Slamet, red.).

"Tadi terdengar beberapa kali, suaranya sangat keras hingga kaca ikut bergetar," katanya. Sementara di Dusun IV, Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas, dilaporkan bahwa warga setempat segera keluar dari rumah masing-masing karena terjadi sesuatu pada Gunung Slamet.

"Dentumannya sangat keras, kaca-kaca dan atap seng ikut bergetar. Warga di sini keluar dari rumah mereka," kata Kepala Dusun IV Limpakuwus Wasirun.

Menurut dia, kondisi Gunung Slamet tertutup kabut sehingga tidak terlihat dari Limpakuwus meskipun suara dentumannya terdengar sangat keras. Dia mengatakan bahwa hingga saat ini, belum ada warga yang mengungsi meskipun aktivitas Gunung Slamet sangat tinggi.

Menurut dia, warga masih menunggu komando dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas.

"Kami masih menunggu komando. Kalau ada komando untuk mengungsi, kami akan mengungsi," katanya.

Informasi yang dihimpun, suara dentuman dari Gunung Slamet juga terdengar hingga Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap.

"Tadi saat di belakang, saya mendengar dua kali suara dentuman seperti geluduk. Padahal, cuaca sangat cerah," kata salah seorang warga, Syehal melalui saluran telepon di Purwokerto.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan bahwa aktivitas Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, cenderung meningkat.

"Meskipun aktivitasnya cenderung meningkat dari jumlah letusan dan energi kegempaan, status Gunung Slamet tetap Siaga" atau level III," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (11/9/2014).

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat tetap tidak boleh beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat yang berada di luar radius 4 kilometer agar tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa meskipun sering terdengar erupsi Gunung Slamet berupa suara dentuman serta gemuruh serta lontaran material.

Dia mengatakan bahwa berdasarkan data pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, hari Kamis (11/9), pukul 06.00-12.00 WIB, secara visual Gunung Slamet terhalang kabut.

"Saat cerah, teramati sembilan kali erupsi abu tebal berwarna hitam kecokelatan setinggi 500-1.000 meter dan lima kali lontaran material atau lava pijar setinggi 100-700 meter dengan jarak luncur sekitar 1.300 meter sehingga membakar kawasan hutan semak belukar di sebelah timur. Lontaran lava pijar ini merupakan letusan atau erupsi tipe strombolian," katanya.

Selama periode pengamatan tersebut, kata dia, terdengar enam kali suara gemuruh dan sembilan kali suara dentuman sedang hingga kuat.

Sementara dari sisi kegempaan, lanjut dia, terekam 12 kali gempa letusan, 101 kali gempa embusan, dan satu kali tremor harmonik. "Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang," tegasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Priyo Satmoko mengatakan bahwa kawasan hutan semak belukar di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, terbakar akibat terkena lontaran lava pijar dari Gunung Slamet sekitar pukul 12.00 WIB.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa kawasan hutan tersebut jauh dari pemukiman penduduk karena berada sekitar 1,5 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

"Yang terbakar hanya sedikit dan lokasinya sangat jauh dari pemukiman penduduk. Bahkan, tidak terlihat dari Dusun Bambangan," katanya.

Terkait adanya peningkatan aktivitas Gunung Slamet, dia mengatakan bahwa hingga saat ini, warga di wilayah terdampak bencana erupsi Gunung Slamet khususnya Dusun Bambangan tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan segala sesuatu untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi pada Gunung Slamet.

"Kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan yang dapat terjadi. Dalam hal ini, kami mengimbau agar surat-surat dan barang-barang berharga milik warga agar dikemas, sehingga jika kemungkinan terburuk dari Gunung Slamet terjadi, mereka tinggal membawanya," kata dia menambahkan. 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami