search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Di Pulau Surga, Ketut Sareng dan Keluarga Tidur di Tanah
Jumat, 13 Maret 2015, 00:00 WITA Follow
image

beritabalicom/jimmy

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Bali dikenal sebagai pulau surga dan menjadi favorit para wisatawan mancanegara. Meski berjuluk pulau surga, namun masih ada warga yang hidup sangat miskin dan tidur di rumah tak layak beralasankan tanah.

Kondisi rumah tinggal Ketut Sareng dan keluarga yang tinggal di lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kabupaten Jembrana Bali, sangat memprihatinkan. Untuk bertahan hidup bersama istri dan anaknya yang menderita keterbelakangan mental, Ketut Sareng hanya mengandalkan hasil dari berjualan barang bekas.

Keluarga miskin Ketut Sareng hidup menumpang di lahan milik seorang warga sejak 11 tahun lalu ini. Ia tinggal di gubuk reot dan hancur, bahkan nyaris roboh. Kondisi dapur miliknya juga sudah lapuk dimakan usia. Di malam hari, Ketut Sareng beserta istri dan anaknya tidur beralaskan tanah. Jika hujan, rumah gubuk mereka dipastikan akan banjir.

Kondisi di sekitar rumah gubuk Ketut Sareng juga sangat memprihatinkan. Di sekitar rumahnya penuh dengan berbagai macam barang rongsokan yang akan dijual kepada pengepul.

Ketut Sareng mengaku pengahsilannya dari penjualan barang bekas hanya sebesar Rp 5 ribu per hari. Jumlah ini jauh dari kata cukup untuk menghidupi keluarganya. 

"Pekerjaan saya hanya cari rongsokan, beginilah keadaan saya, penghasilan saya tidak tentu, kadang ada, kadang lima ribu, kadang empat ribu, cukuplah untuk beli beras sekilo, sekarang saya sudah diusir karena tanahnya sudah dijual, semoga ada yang bersedia membantu,"ujar Ketut Sareng, kepada beritabali.com, belum lama ini.

Penderitaan Ketut kini bertambah, karena ia sudah diminta pergi oleh pemilik tanah tempatnya tinggal saat ini, karena lahan tersebut sudah dijual pemiliknya. Ketut Sareng kini hanya bisa berharap ada bantuan dari dermawan atau pemerintah. Ketut berharap bisa tinggal di rumah yang layak besama keluarganya, sementara untuk hidup sehari-hari ia masih mampu bekerja sebagai pengumpul barang bekas.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami