search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Prihatin, Pura Suci Ini Dikelilingi Kawasan Prostitusi
Senin, 29 Juni 2015, 08:55 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Bali dikenal dengan sebutannya sebagai pulau seribu pura. Dari sekian banyak pura di Bali, ada satu pura yang kondisinya memprihatinkan, dimana pura suci ini dikelilingi oleh kawasan prostitusi atau pelacuran.
 
Hal ini mengemuka pada acara diskusi sejarah Bali yang digelar di Pregina Art Point, jalan By Pass Ngurah Rai Sanur, Bali, Sabtu (27/6/2015). Acara dihadiri kalangan seniman dari komunitas Pregina Art Point Sanur, komunitas pecinta Sejarah Tentang Bali, Komunitas Surya Majapahit, dan berbagai kalangan lainnya dari berbagai latar belakang atau profesi.
 
Tema diskusi adalah membahas sejarah Majapahit versi buku Geger Nusantara yang disusun Iwan Pranajaya dan tim Surya Majapahit. Selain sejarah Majapahit, diskusi juga membahas sejarah, peran dan fungsi pura, serta kondisinya saat ini di Bali. 
 
Salah seorang peserta diskusi, Bagus Mantra menyatakan, ada sebuah pura di wilayah Buleleng, yakni Pura Agung Bungkulan yang dikelilingi lokalisasi. Bagus Mantra mengaku sedih, karena ini sudah menodai radius kesucian sebuah pura. 
 
"Sudah puluhan tahun Pura Agung Bungkulan Buleleng dikelilingi lokalisasi Bungkulan. Sangat menyedihkan sekali melihat kondisi Pura Agung Bungkulan seperti itu,"jelas Bagus Mantra, yang keluarganya dari pihak ibu berasal dari Bungkulan.
 
Untuk menuju pura itu, jelas Bagus Mantra, para pemedek atau umat Hindu yang akan sembahyang, harus melewati gang tempat para PSK biasanya berada menawarkan jasanya kepada konsumen. 
 
"Pernah saya ke pura itu bersama peneliti Amerika, mereka tanya, kenapa ada tulisan use condom dan iklan kondom di jalan menuju pura ? Saya jelaskan jalan menuju pura memang kawasan prostitusi. Itu menarik perhatian mereka, dan mereka bilang hebat, karena untuk menuju pura saat hendak sembahyang, sudah ada godaan-godaan, jika tidak kuat, bisa tidak jadi ke pura dan belok di tengah jalan," ujar Bagus Mantra yang disambut tawa peserta diskusi.
 
Untuk menyelamatkan atau membersihkan area Pura Agung Bungkulan dari kegiatan prostitusi diakui sangat susah, karena bisnis esek-esek ini sudah mengakar sekian lama, sudah menjadi semacam 'home industry' atau bisnis rumah tangga bagi sebagian warga di sana.
 
" Susah benahi Bungkulan karena sudah masuk ranah politis dan kepentingan lainnya, nanti kelompok Nanyian Dharma akan menggelar pentas di sana, ikut menyuarakan hal tersebut," ujar penggiat seni khususnya seni musik di Bali ini.
 
Peserta diskusi lainnya, Iwan Pranajaya menyatakan, wilayah Bungkulan sudah menjadi kawasan lokalisasi sejak dari tahun 1980 an.
 
"Sudah dari dulu kita ingin Bungkulan dibersihkan dari hal-hal semacam itu. Awalnya itu pindahan dari Banyuwangi dan Bukti. Susah ditutup karena alasan ekonomi warga setempat,"ujarnya.
 
Iwan juga mengaku risih dan malu, karena jika hendak sembahyang ke pura atau hendak melasti ke pantai, harus melewati kawasan prostitusi Bungkulan.
 
 
Selain adanya lokalisasi, jelas Iwan, Bungkulan juga menjadi area kuburan warga desa lain, dimana warga Kubutambahan yang meninggal, jenazahnya dikubur di wilayah Bungkulan. 
 
"Menurut saya, wilayah Bungkulan punya sebuah nilai penting yang kemudian sengaja ditutupi, seperti peminjaman lahan untuk kuburan dan ada lokalisasi. Wilayah yang sudah dicap kotor ini menyimpan sesuatu nilai atau hal yang besar di dalamnya,"ujarnya.
 
Menurut Iwan, di wilayah Desa Bungkulan sendiri, terdapat puluhan pura, dimana 38 pura sudah didata dan 50 pura lagi belum didata dengan baik. 
 
"Dosen antropolog Bali menyatakan wilayah Bungkulan adalah induk dari masyarakat Bali Aga dan Bali Mula, tapi sejarawan tidak berani sentuh untuk penelitian karena imagenya lokalisasi. Sudah saatnya wilayah Bungkulan dibersihkan dari prostitusi, karena selain banyak pura suci, di Bungkulan juga banyak ditemukan peninggalan sejarah yang amat penting untuk diteliti oleh para ahli," ujarnya.[bbn/dws]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami