search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Masuk Musim Hujan, Pembuat Telur Asin Cemas
Sabtu, 2 Januari 2016, 03:05 WITA Follow
image

bbn/suaradewata.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Memasuki musim penghujan, pembuat telur asin was-was. Pasalnya saat musim hujan bebek sulit bertelur, sementara permintaan akan telur asin terus meningkat.
 
”Saat musim hujan, biasanya bebek akan sulit bertelur, sementara permintaan terus ada sehingga biasanya kami kewalahan,” ucap Sarniasih, 46, pembuat telur asin asal Banjar Tagtag, Desa Tegallingah, Penebel, Tabanan.
 
Menurut Sarniasih yang mengaku membuat telur asin sejak tahun 1990 itu, saat musim hujan telur asin memang tidak banyak beredar hal itu lantaran untuk mendapatkan telur bebek agak susah. Sehingga biasanya harganya pun menjadi naik dari harga biasa. 
 
“Kalau hari biasa telur bebek kami beli 1.600 per butir, dan setelah jadi telur asin kamijual 2.200,” akunya. Namun saat musim hujan, telur bebek susah dicari harganyapun menjadi naik dengan kisaran 1.800 per butir. “Karena harga telurnya naik, harga telur asin pun kami naikkan biar tidak rugi,” ucapnya, seperti dilansir suaradewatacom.
 
Lalu bagaimana proses pembuatan telur asin tersebut. Dikatakan Sarniasih, tahap pertama pihaknya memilih telur bebek yang tidak lolos sortir untuk ditetaskan.  Kemudian memilih telur yang kulitnya tidak retak. Setelah selsai memilih kemudian pihaknya akan membuat adonan adonan tanah liat yang sudah dicampur dengan abu dapur dan garam.
 
Dengan perbandingan 20 liter adonan tanah liat dicampur dengan abu dapur dengan garam 8 kilogram. “Ke dalam adonan juga dimasukkan bawang putih, setelah adonan siap telur yang akan diasinkan dimasukkan kedalam adonan,” ucapnya. 
Selanjutnya telur yang sudah dilapisi adonan itu dibiarkan selama 10 hari dikeranjang telur. Selanjutnya telur dicuci kemudian direbus lalu di packing. “Dalam sebulan biasanya omzet kami Rp 3 juta ,” aku Sarniasih.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami