search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
5 Landmark Dunia Ini Ternyata Ada Kembarannya di Indonesia!
Jumat, 29 April 2016, 09:37 WITA Follow
image

bbn/rls

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Setiap negara pasti memiliki landmark wisata yang membuatnya dikenal hingga ke seluruh dunia. Sebutlah Monas yang dimiliki ibukota Indonesia, Menara Eiffel di Paris, atau Big Ben di Inggris.

Landmark yang melegenda tersebut pastinya menjadi destinasi impian siapa saja. Bahkan seorang traveller sejati kerap memiliki cita-cita untuk mengunjungi dan berpotret pada setiap landmark tersebut.

Kabar gembira untuk yang tinggal di Indonesia, ternyata kita tidak harus keliling dunia untuk melakukannya. Kita cukup berkeliling beberapa daerah di Indonesia dengan bermodalkan tiket murah dari Citilink yang bisa di-booking melalui Traveloka. Sebab, Indonesia ternyata juga punya destinasi yang serupa dengan landmark dunia tersebut. Misalnya 5 tempat ini!

Replika Menara Eiffel Menjulang di Bitung

Menara Eiffel di Bitung dibangun oleh walikota Bitung akhir tahun 1980an. Idenya sendiri memang terinspirasi dari Menara Eiffel, mengingat sang walikota sempat merantau untuk sekolah di Paris. Menara setinggi 30 meter ini nampak unik dengan bentuk jangkar kapal di puncaknya perlambang Bitung yang dikenal sebagai Kota Pelabuhan dan Kota Bahari. Anda bisa menemukannya di Jalan Sam Ratulangi.

Patung Kristus Penebus Memberkati Tana Toraja

Siapapun pasti tahu fenomenalnya patung kristus raksasa yang berdiri setinggi 38 meter di Rio de Janeiro – Brazil. Patung ikonik tersebut sekarang muncul memberkati Tana Toraja bahkan dengan ukuran 2 meter lebih tinggi dari pendahulunya di Brazil. Patung yang dinamakan Patung Yesus Memberkati sekarang merupakan patung yesus tertinggi ke 2 di dunia. Patung tersebut berdiri megah di atas bangunan setinggi 17 meter di puncak Bukit Buntu Burake (sekitar 1.400 meter di atas permukaan daratan).

Kembaran Arc de Triomphe di Monumen Simpang Lima Gumul – Kediri

Kembaran monumen Arc de Triomphe di Perancis ternyata berada sangat dekat dengan kita, yaitu di Kediri – Jawa Timur. Bernama Monumen Simpang Lima Gumul, bangunan megah ini baru diresmikan tahun 2008. Terletak di Desa Tugurejo – Kediri, Simpang Lima Gumul berada pada simpang pertemuan 5 jalan utama kediri yaitu Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten.

Bangunan megah ini didirikan untuk melambangkan tekad Jongko Joyoboyo (raja Kediri abad ke 12) yang ingin menyatukan 5 wilayah di kabupaten Kediri tersebut.

Piramida Maya Muncul Cabangnya di Candi Sukuh – Karanganyar

Candi Sukuh adalah candi Hindu yang ditemukan di Desa Berjo, Karanganyar – Jawa Tengah. Candi ini begitu fenomenal karena menampilkan relief yang erotik dengan gambar eksplisit alat vital manusia. Dilihat dari bentuk, Candi Sukuh jauh berbeda dari candi besar di Jawa Tengah lainnya.

Bentuk candi yang termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO ini cenderung sederhana yang malah begitu menyerupai piramida. Orang sering mengaitkannya dengan Piramida Maya Chichén Itzá di Meksiko, Piramida di Mesir, dan candi suku Inca di Peru.

Golden Gate ala Indonesia bernama Jembatan Ampera – Palembang

Jembatan Golden Gate yang sering muncul di film Hollywood ternyata memiliki saingan bernama Jembatan Ampera. Jembatan megah ini merupakan ikon kota Palembang. Jembatan Ampera bahkan berbagi warna merah yang serupa dengan Golden Gate.

 

Jembatan kesayangan kota pempek ini dibangun tahun 1961 untuk menghubungkan Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Dulunya, bagian tengah jembatan ini bisa diangkat untuk memudahkan kapal besar melintas di bawahnya sehingga tiang kapal tidak mentok di badan jembatan.

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami