search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tito Calon Tunggal Kapolri, Ini Implikasi Politiknya
Kamis, 16 Juni 2016, 04:05 WITA Follow
image

bbn/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Jakarta. Nama Komjen Tito Karnavian menyodok sebagai calon tunggal Kapolri pengganti Badrodin Haiti. Di saat bersamaan nama Budi Gunawan dan Budi Waseso yang sebelumnya diungulkan secara otomatis tenggelam. Apa implikasi politik atas penunjukan Jokowi terhadap Tito sebagai calon Kapolri?
 
Wajah politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu tampak tak gembira saat mendengar nama Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri yang diajukan Presiden Joko Widodo pengganti Badrodin Haiti. "Apa yang diusulkan Presiden tentu dipelajari terlebih dahulu sebelum Kelompok Fraksi (Poksi) Komisi III memutuskan," ujar mantan aktivis mahasisswa era 1998 usai rapat kerja dengan KPK di gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (15/6/2016).
 
Meski tampak tak gembira, Masinton mengaku tidak terkejut dengan penunjukan nama bekas Kapolda DKI Jakarta itu. "Tidak mengejutkan, namanya kan memang sudah ada (beredar)," cetus Masinton.
 
Meski ia tidak menampik sejak awal fraksinya menjagokan Komjen (Pol) Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Namun ia membatah bila partainya mengusulkan nama Budi Gunawan ke Presiden Jokowi. 
 
"Ini tidak terkait dengan aspirasi," elak Ketua Umum Repdem ini.
 
Masinton menekankan penunjukkan Tito tidak secara otomatis mulus bakal diterima DPR. Menurut dia, DPR memiliki kewenangan untuk menerima dan menolak calon yang diajukan Presiden. "Dalam UU Polri, DPR memiliki wewenang untuk menerima dan menolak," cetus Masinton.
 
Sementara Wakil Ketua Komisi III DPR RI Benny K Harman mengatakan faktor usia dan angkatan Tito Karnavian yang masih muda terbuka memunculkan resistensi di internal Polri. 
 
"Saya takutkan soal resistensi karena Pak Tito masih muda. Tapi saya yakin presiden telah memiliki pertimbangan atas pengangkatan ini. Penunjukan ini merupakan kejutan," ujar politisi Partai Demokrat ini.
 
Terkait sejumlah isu yang dilekatkan pada diri Tito seperti saat namanya muncul dalam rekaman perbincangan Setya Novanto dan Riza Chalid dalam kasus "Papa Minta Saham", Benny mengatakan pihaknya akan menanyakan persoalan tersebut dalam uji kelayakan dan kepatutan. 
 
"Itu masalah yang akan kami tanyakan. Sejauhmana keterlibatan dalam kasus Papa Minta Saham yang namanya disebut dalam rekaman itu," tambah Benny.
Kendati demikian, mayoritas fraksi di parlemen menyambut positif penunjukan Tito Karnavian ini. Fraksi Partai Golkar melalui Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menyatakan mendukung pencalonan Tito Karnavian sebagai calon Kapolri tunggal. Alasannya, pasca-Munaslub, Partai Golkar menjadi partai pendukung pemerintah. 
 
"Karena Partai Golkar sudah menjadi partai pendukung pemerintah, maka Golkar akan mendukung apapun keputusan Presiden termasuk calon Kapolri tersebut," kata Bambang.
 
Namun, situasi berbeda tampak muncul dari Mabes Polri. Meski mendukung keputusan Presiden, sulit ditampik penunjukan Tito Karnavian sebagai calon kapolri tunggal mengejutkan korps Bhayangkara itu.
 
Seperti pernyataan Kapolri Badrodin Haiti yang menyebutkan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Porli tidak memasukkan nama Tito Karnavian sebagai calon Kapolri. 
 
"Dalam Wanjakti tidak kami masukkan," kata Badrodin di Istana Negara, Rabu (15/6/2016).
 
Kendati menerima usulan Presiden tersebut, serta mengakui keunggulan dan kemampuan Tito Karnavian, Badrodin memberi catatan soal usia Tito yang masih muda. "Kami pun mengakui keunggulan Pak Tito, cuma dia masih junior," ingat Badrodin.
 
Usulan Presiden Jokowi terhadap calon tunggal Kapolri diprediksikan bakal berjalan mulus di Parlemen. Setidaknya komposisi partai koalisi pemerintah yang dominan bakal memuluskan jalan Tito Karnavian menuju Trunojyo 1. Meski demikian, pekerjaan rumah yang harus dihadapi Tito yakni konsolidasi internal kepolisian terutama terkait dengan posisinya yang menyalip beberapa angkatan. Bila tidak diselesaikan dengan elegan, akan menjadi batu sandungan bagi Tito dalam memimpin Polri. [bbn/inilah/psk]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami