search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BI : Tahun 2017, Bisnis Properti di Bali Akan Membaik
Rabu, 30 November 2016, 06:25 WITA Follow
image

bbn/jualpropertibali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Tahun 2017, bisnis properti di Pulau Bali diperkirakan akan membai‎k seiring keluarnya sejumlah kebijakan pusat seperti kelonggaran Loan To Value (LTV) dan penurunan suku bunga acuan (BI Rate).
 
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Iman Causa Karana memperkirakan mulai awal tahun, penjualan properti jenis rumah tapak sekunder atau rumah bekas, akan semakin meningkat.
 
"Dari survei yang kami lakukan, rumah sekunder lebih laku. Kenapa rumah sekunder menarik karena ada peningkatan harga, kalau primer mungkin harganya sudah tinggi," ucapnya dalam diskusi media bersama perbankan dan pengembang di Denpasar, Selasa (29/11/2016).
 
Menurut Causa, yang harus diantisipasi dengan prediksi peningkatan tersebut adalah ketersediaan atau supply untuk masyarakat yang tahun depan akan mulai membeli properti. Dia meyakini kelonggaran uang muka kredit dan penurunan suku bunga kredit ditambah tingginya backlog perumahan di Bali akan menggairahkan sektor properti.
 
Pendapat senada disampaikan Regional CEO Bank Mandiri Kanwil XI Bali dan Nusa Tenggara, Maswar Purnama, yang menekankan gejala peningkatan sektor properti sudah terlihat menjelang akhir tahun ini. Di Bank Mandiri, kata dia, penyaluran kredit ke sektor properti menunjukkan kenaikan pada akhir September 2016 yang dapat dijadikan sebagai salah satu indikator cerahnya sektor ini.
 
Selain itu, kata Maswar, ‎berdasarkan data dan tren yang mereka kumpulkan, 2017 merupakan periode persiapan bagi pemerintah menyiapkan pemilu 2019. Nah, berkaca dengan kondisi 2012 atau dua tahun sebelum pilpres 2014, ternyata ekonomi tumbuh sangat kencang sehingga tahun depan pun akan mengalami hal sama, khususnya di Bali.
 
"Memang kalau kami di perbankan selalu melihat tren dan kecenderungan seperti apa, karena data historis sangat penting. Misal data histori tahun depan pemerintah siap untuk pemilu juga," ungkapnya.
 
"Tren 2012 itu, ekonomi sangat kencang karen persiapan pemilu, kami pun beranggapan mungkin 2017 kecenderungan akan sama dimana ekonomi akan tumbuh lebih baik daripada ekonomi 2015 dan 2016," imbuhnya.
 
Bank Mandiri secara nasional menargetkan pertumbuhan kredit ke seluruh sektor pada tahun depan akan berada di kisaran 15%. Adapun khusus di Bali, karena sangat berkaitan dengan properti bisa tumbuh lebih sedikit di atas 15%. Bahkan untuk properti Bali, penyaluran kredit bisa mencapai 17%-18%.
 
"Makanya kami ingin kejar supaya bisa naik agresif dan memang sudah kelihatan sih, beberapa developmer datang dan mereka punya harapan sama dan kecenderungan sama dibandingkan tahun tahun lalu," jelasnya.
 
Sementara, Kabid PBB, BPHTB dan PL Dispenda Denpasar I Wayan Tagel Sidarta, tanda-tanda membaiknya sektor properti terlihat juga di ibukota Bali. Meskipun perolehan pajak BPHTB di Kota Denpasar pada triwulan III/2016 baru mencapai Rp 70,36 miliar atau 67,02% dari target, tetapi realisasi pada Oktober mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, yakni Rp 18 miliar.
 
Tagel mengharapkan sisa dua bulan ini, realisasi bulanan akan lebih tinggi sehingga memberikan pemasukan bagi kota Denpasar. Menurutnya, peningkatan pajak dari sektor properti akan dapat membantu pembiayaan pembangunan di Kota Denpasar.‎[bbn/bbk/psk]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami