Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comBali Aga, Terpinggirkan atau Disucikan?
Senin, 17 April 2017,
13:30 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Trunyan dan Tenganan adalah Bali Aga yang masih bernyawa hingga kini. Lantas, apa sesungguhnya Bali Aga? Apa hanya layak dipautkan pada dua wilayah Bali ini saja?
Dalam buku Custodians of The Sacred Mountains oleh Thomas A. Reuter dijelaskan bahwa Bali Aga mengacu pada penduduk pegunungan Bali, jauh dari wilayah politis maupun perkotaan. Lebih buruknya, Bali Aga sering disebut sebagai bangsa yang jauh dan terpinggirkan.
[pilihan-redaksi]
Bali Aga disebut pula Bali Muna dan bali Kuna, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai orang Bali asli atau kuno. Hingga, perjalanan ke wilayah Bali Aga dikaitkan sebagai perjalanan menuju masa lampau.
Namun, perlu diketahui pula, masyarakat Bali meyakini daerah pegunungan merupakan daerah suci. Pegunungan sbeagai tempat tinggal dewa-dewi yang jauh dan suci dalam kosmologi Bali. Pegunungan juga bertindak sebagai sumber air bagi kegaiatan masyarakat seperti persawahan.
Sehingga, konotasi Bali Aga, Bali Muna, maupun Bali Kuna menimbulkan kontras. Di satu sisi melukiskan budaya primitif dan penduduk terbelakang yang tertinggal dalam jalur evolusi sosial masyarakat Bali lainnya yang dinilai lebih progresif dan beradab. Sementara, sisi lainnya, menggambarkan sebuah citra penciptaan mistis dan asal usul Bali suci.
Berkembang kemudian, tak dapat ditampik bahwa persepsi populer mengenai Bali oleh barat masih lah hanya memuat Bali Selatan. Tanpa menyisipi adanya kehidupan Bali Aga. Seolah Bali hanya mengenai gemerlap kerajaan, kemilau pantai, maupun pohon kelapa semampai. [wrt]
Berita Premium
Reporter: -
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025