Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Tinggal Di Gubuk Hampir Roboh, Hidup Keluarga Made Jauh Dari Sejahtera

Sabtu, 13 Mei 2017, 10:06 WITA Follow
Beritabali.com

Made Sundanta (38) menggendong anaknya di depan rumahnya yang hampir roboh. [bbcom]

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Keluarga Made Sudanta (38), warga Geriana Kangin, Duda Utara, Selat, Karangasem terpaksa tinggal di sebuah gubuk sederhana yang hampir roboh. 
 
Made tinggal berlima bersama dengan anak istrinya di sebuah gubuk 3x4 meter dengan dinding yang terbuat dari “bedeg” (anyaman bambu). Sementara, atapnya merupakan campuran antara seng bekas dan asbes. Ditambah, rumah yang berlantaikan tanah.
 
[pilihan-redaksi]
Walau dengan keadaan rumah demikian, Made bersama istrinya Ni Wayan Cenik Merta beserta tiga orang anaknya yang rata-rata masih kecil, tetap tinggal di tempat itu lantaran tidak punya pilihan lain. 
 
“Saat musim hujan rumah mengalami kebocoran dimana-mana, terpaksa saya pasang plastik agar bisa berteduh,” ujar Made Sudanta, Jumat (12/5).
 
Ia menambahkan, untuk listrik saja Ia menumpang dari tetangganya. 
 
"Satu meteran listrik digunakan untuk empat kepala keluarga," tambah Made.
 
Made mengaku, sehari-hari Ia hanya bekerja sebagai buruh harian di bidang pengerajin batu tabas. Hasil pekerjaannya itu tidak menentu hasilnya, tergantung ada tidaknya proyek. 
 
"Jika sedang tidak ada proyek ya menganggur dan mencari pekerjaan serabutan lainnya seperti bekerja mentraktor disawah,” ucap Made.
 
Sementara itu istri Made, Ni Wayan Cenik juga ikut membantu meringankan beban Made dengan membuat kerajinan anyaman bambu yang dijual di sekitar rumahnya. 
 
“Karena sambil merawat sang anak dan bekerja sebagai ibu rumah tangga waktunya juga tidak fokus,” kata Ni Wayan Cenik.
 
Ia juga mengaku sempat mendapat beberapa kali bantuan beras miskin, sedangkan untuk jaminan kesehatan seperti BPJS Ia mengaku tidak punya lantaran tidak sanggup untuk bayar iurannya. 
 
Sementara untuk jaminan kesehatan khusus warga miskin Ia mengaku tidak dapat. Begitu juga Kartu Karangasem Sehat (kKS) yang merupakan program Bupati Karangasem Mas Sumatri.
 
“Saya sudah berusaha mengurus KKS dan BPJS di kantor Desa namun tidak dapat, juga sempat beberapa kali dilakukan pengecekan dari pihak desa, hanya saja sejauh ini belum ada kelanjutannya,” ungkap Made. [igs/wrt]
Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami