search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wayan Wong Tejakula Diyakini Tetap Lestari Sepanjang Jaman
Rabu, 14 Juni 2017, 06:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ist /youtube

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Beritabali.com, Buleleng. Wayang Wong Tejakula merupakan salah satu warisan budaya dunia tak benda. Kesadaran untuk melestarikan wayang wong Tejakula ini justru lebih banyak datang dari masyarakat. 
 
Hal inilah yang menjadikan keyakinan bahwa seni tradisional yang sangat sakral ini  akan tetap lestari. Sebab wayang wong ini diatur dalam petunjuk adat berupa bhisama untuk tetap melestarikan seni tersebut.
 
Keyakinan  itu disampaikan Kadis Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya, disela-sela  dialog Budaya dengan komunitas di Puri Seni Sasana Budaya Singaraja Selasa siang lalu. 
 
"Karena kesenian ini sangat unik dan sakral dan pelestariannya dapat kita jamin karena diikat oleh bhisama. jadi misalnya bapaknya jadi penari maka anaknya kelak harus jadi penari," terangnya.
 
Upaya untuk tetap melestarikan seni tradisional wayang diakui ketua yayasan Tejakukus Tejakula Gede Komang. Komang yang juga Kadis Sosisal Buleleng menegaskan bahwa penari wayang wong bersifat keturunan selain ada peserta baru. 
 
Hingga kini setiap pemetasan tari wayang wong di desa Tejakula selalu dipadati penonton. Sejumlah fakta telah membuktikan warga yang tidak mau melanjutkan tradisi mengalami  sesuatu yang tidak diinginkan.
 
"Ini ada semacam bhisama  secara alam niskala apabila ketutuan yang bersangkutan itu tidak melakoni wayang wong maka ia akan sakit. satu contoh kebetulan di keluarga saya ada yang sakit sudah tiga tahun karena dia tidak pernah ngayah menarikan wayang wong ini. Nah akhirnya setelah ia memohon maaf di Pura Pemaksan akhirnya ia sembuh,"bebernya. 
 
Fakta lainnya, Jero Bendesa Tejakula pernah menganggap remeh salah satu pemeran wayang wong. Akhirnya tiap malam yang bersangkutan dicari oleh wayang wong tersebut. Setelah mohon maaf dan melakoninya akhirnya kini Jero Bendesa ikut sebagai penari wayang wong.
 
Sementara terkait regenerasi, Gede Komang mengaku telah melihat potensi anak-anak yang mulai tertarik akan seni tradisional wayang wong Tejakula. Anak-anak yang sering ikut pentas secara tidak langsung tertarik dan mulai mempraktekannya di rumah masing-masing. 
 
"Kami memang mengajak anak-anak baik pria maupun wanita yang masih SD dan SMP pada setiap kesempatan pentas. Hingga kini sejumlah anak sudah mulai tertarik dan mulai menggemari seni wayang wong baik pada seni tabuh maupun sebagai penari,"ungkapnya
 
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya, BPNB  Bali yang mewilayahi Bali, NTT dan NTB Made Dharma Suteja memaparkan alasan  dipilihnya wayang wong sebagai bahan dalam dialog budaya tersebut.
 
"Mengapa kami pilih wayang wong karena satu wayang wong sebagai warisan budaya dunia, memiliki kekhasan dan unik yang  harus kita sosialisasikan kepada generasi muda  sehingga para siswa sebagai tongkat generasi mampu melestarikan warisan ini,"ungkapnya.[bbn/rls/psk]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami