search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jembrana Gandeng ITS untuk Tingkatkan PAD Tanpa Naikkan Pajak

Senin, 18 Agustus 2025, 11:20 WITA Follow
image

beritabali/ist/Jembrana Gandeng ITS untuk Tingkatkan PAD Tanpa Naikkan Pajak.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Di tengah sorotan soal rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di banyak kabupaten dan kota, pemerintah daerah kini mulai mencari cara baru agar bisa mandiri tanpa harus menambah pajak atau pungutan bagi masyarakat.

Salah satu langkah yang ditempuh adalah memanfaatkan teknologi dan bekerja sama dengan perguruan tinggi.

Contohnya bisa dilihat di Kabupaten Jembrana, Bali. Pekan lalu, Pemkab Jembrana menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kerja sama ini meliputi pengembangan strategi pembangunan berbasis data, digitalisasi layanan publik, hingga meningkatkan daya saing BUMD. Penandatanganan dilakukan bertepatan dengan HUT ke-130 Kota Negara di Gedung Kesenian Dr. Ir. Soekarno, Jembrana.

Wakil Rektor IV ITS, Prof. Agus Muhamad Hatta, menilai inovasi adalah kunci agar daerah bisa lepas dari ketergantungan dana pusat.

“Kalau hanya mengandalkan pungutan, PAD tidak akan tumbuh besar. Daerah perlu strategi yang cerdas, misalnya dengan sistem pemetaan spasial untuk perencanaan wilayah, atau meningkatkan efisiensi BUMD lewat teknologi,” ujarnya.

Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menegaskan kerja sama ini bukan sekadar seremonial. Menurutnya, inovasi harus benar-benar hadir di layanan publik sekaligus membuka peluang baru bagi ekonomi lokal, mulai dari pendidikan, lingkungan, perkebunan, hingga pertanian.

Isu peningkatan PAD tanpa jalan pintas memang sedang hangat dibicarakan secara nasional. Banyak daerah masih bergantung sampai 70 persen pada dana transfer pusat, sementara potensi lokal belum dikelola maksimal. Padahal, Kementerian Keuangan menekankan bahwa kemandirian fiskal adalah salah satu indikator penting menuju pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Sejak 2019, Jembrana sudah memiliki program pengelolaan sampah berbasis komunitas yang mampu mengolah hampir 13 ribu ton sampah dan membuka lapangan kerja baru. Model ini kemudian dikembangkan lebih jauh melalui kemitraan dengan ITS.

Langkah Jembrana memperlihatkan arah baru pembangunan daerah: kolaborasi lintas sektor, pemanfaatan teknologi, dan keberpihakan pada SDGs. Jika berhasil, kerja sama Jembrana–ITS bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain yang ingin meningkatkan PAD tanpa membebani masyarakat.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami