search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kekhasan Syair Lagu Janger Perlu Didokumentasikan
Senin, 16 April 2018, 13:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar, Setiap tari janger memiliki kekhasan, terutama syair-syair lagu yang perlu dipelihara dan di dokumentasikan terlebih aslinya tarian pada janger dituntun oleh lagunya.
 
[pilihan-redaksi]
Pengamat seni, Prof. Dr. I Made Bandem, MA dan Dr. I Nyoman Astita, MA menyepakati hal tersebut usai menonton pementasan pentas janger di kalangan Ayodya, Taman Budaya, Denpasar, Sabtu malam (15/4). Menurut Astita setelah menonton beberapa pementasan janger di acara Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya, ia melihat setiap pementasan janger memiliki satu atau dua lagu andalan yang khas yang beda dari yang lain. Ada ciri khasnya janger dari Panjer, janger dari Pegok dan janger dari Klungkung. 
 
“Ini yang perlu kita dokumentasikan sehingga ke depannya kita dapat melihat kreativitas pada tahun-tahun tertentu itu bagaimana. Sekarang bagaimana,” apresiasi Astita. 
 
Jadi menurut Astita, ketika memberikan pembinaan perlu untuk mendorong kreativitas menciptakan syair-syair itu. “Jadi tiyang lihat janger ini sangat fleksibel untuk menjadi media ekspresi,” ujar Astita.
 
Ini sejalan dengan pendapat Bandem yang menekankan pentingnya lagu dalam janger. “Janger itu sesungguhnya lebih mengutamakan lagunya dari tarianya. Karena mereka kan tidak dapat menari tanpa lagunya benar. Misalnya janger yang asli itu tari itu dituntun oleh lagu,” papar Bandem. Hanya saja, menurut Bandem, karena sekarang jaman legong dan gebyar maka tarian yang kuat dari pada lagunya. 
 
Pada kesempatan itu Bandem dan Astita sepakat pementasan janger oleh SMPN 2 Dawan dan SMPN 9 Denpasar malam itu cukup menarik dan bagus.”Janger yang pertama dari Dawan (SMPN 2 Dawan-red) lebih natural. Sementara janger yang kedua dari Denpasar (SMPN 9 Denpasar-red)  vokalnya lebih bagus,” puji Astita.
 
Menurut pengakuan penampil dari SMPN 2 Dawan, A.A Sagung Ngurah Anvantari, ia dan teman-temannya menyiapkan pementasan janger ‘Si Godogan Mencari Cinta Sejati’selama sebulan lebih. Selama berlatih menurutnya, hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah melatih kekompakan  lagu dengan tarinya. 
 
[pilihan-redaksi2]
“Untuk menyesuaikan gerak dan nyanyian sama temen-temen menjadi kesulitan kami selama latihan,” ujar Gung Tari yang masih duduk di kelas 7 SMP ini. Namun, kesulitan itu dipatahkan dengan penampilan mereka yang memukau. Dirinya pun berharap, agar ia dan kawan-kawan yang bernanung dalam komunitas seni Gunaraksa senantiasa tetap menari dan terus menari dengan sepenuh hati dan berbhakti kepada Hyang Widhi.
 
Menari dengan hati tak hanya harapan Gung Tari. Ni Kadek Aryawati, S.Pd yang mengempu tugas sebagai pembina tari SMP Negeri 9 Denpasar turut berujar hal yang senada. “Mencari anak-anak yang memang menari dengan sepenuh hati memang menjadi kesulitan bagi kami,” keluhnya. 
 
Bagi Aryawati, jika seorang penari menari dengan hatinya taksu yang keluar akan berbeda. “Taksu yang dikeluarkan setiap penari berbeda, yang menari dengan sepenuh hati paling terlihat,” ujarnya. Aryawati pun menambahkan, menari dengan hati dapat menumbuhkan budi dalam diri penari itu sendiri. Sebab, jika penari menghayati setiap gerak tari, pasti mengandung sebuah makna yang erat kaitannya dengan pelajaran bertingkah laku di kehidupan. Sekolah yang dibinanya juga menampilkan janger yang diselipi drama ‘Sunda Upasunda’ yang sarat akan makna. (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami