Sebuah Pasar Belum Tentu Sebuah Peken
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com, Tabanan. Sebuah pasar dalam kenyataannya di Bali belum tentu dapat dikatakan sebagai sebuah peken. Walaupun pasar dalam bahasa Bali diterjemahkan atau diartikan sebagai peken. Pandangan tersebut disampaikan pemerhati budaya I Made Nurbawa saat ditemui di Tabanan pada Sabtu (2/6).
“Pasar bahasa Bali-nya peken. Tapi pasar belum tentu peken dalam tatanan budaya Bali. Peken bukan sekedar tempat transaksi jual beli atau secara ekonomi bertemunya penawaran dan permintaan” ungkap bapak satu anak tersebut.
Menurut Nurbawa, peken dalam budaya Bali adalah tempat implementasi ajaran agama Hindu khususnya tatanan Sudana. Sudana memiliki makna mengelola uang dengan benar agar berdampak benar.
"Benar disini adalah menurut ajaran agama Hindu (weda). Makanya di dalam pekan di Bali ada manifestasi Tuhan sebagai Ratu Mas Melanting yang diwujudkan dalam bentuk pura atau pelingih” kata mantan Komisioner KPID Bali ini.
Nurbawa menegaskan beda pasar dan peken adalah pada motif awalnya. Apakah hanya untuk kegiatan ekonomi atau mencari laba atau sebagai bentuk implementasi ajaran agama hindu? Makanya di peken (Pasar Tradisional) sangat dipengaruhi oleh aktivitas Yadnya di Bali. Begitu juga produk yang dijual mencerminkan Yadnya dan alir Rerahinan.
“Singkatnya jika disebuah peken ada pura melanting baru benar benar peken. Tapi kini banyak pasar dibuat semata mata diawali oleh kepentingan akumulasi modal. Contoh pasar swalayan dan lain-lain” papar Nurbawa.[bbn/mul]
Reporter: bbn/mul