Berkesenian Sebagai Sebuah Tanggungjawab Bagi Nyoman Sunarta
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Menggarap sebuah kesenian dapat dikatakan sebagai suatu yang merugikan secara materi. Walau begitu, ada saja yang rela rugi demi mengungkapkan kesenangan berkesenian dalam diri. Nyoman Sunarta yang merupakan Ketua Sanggar Alit Sundari melakoni hal itu.
Bagi Sunarta, “Seni tidak selalu diselesaikan dengan uang. Melainkan dengan tanggung jawab, jujur, dan kerja keras.” Melatih anak-anak Sanggar Alit Sundari untuk mempersiapkan pementasan dalam rangka memeriahkan PKB ke-40 adalah contoh nyata ucapannya itu. Dengan melibatkan 180 partisipan, pementasan fragmentari oleh Sanggar itu berjalan lancar.
Sunarta mengilhami tajuk garapanya yakni Kunang-kunang Ngabe Api. Materi yang ditampilkannya kala itu mengandung filosofi yang berkisar pada beberapa jenis binatang kecil. Seperti menunjukan siapa dan bagaimana yang nanya binatang kunang-kunag. Binatang mungil itu selalu memperlihatkan cahaya di setiap malam rembulan. Namun sebenarnya yang ada hanya sebuah kekosongan dengan tidak mendapatkan warna dari kehidupan yang jelas.
Bukan hanya mempertontonkan drama tari, kelompok itu juga menampilkan tabuh kreasi pepanggulan yang berjudul “Cahya Malat” serta beberapa tarian lepas lainnya. Penampilan itu semakin menyenangkan kala muncul tarian yang seharusnya ditarikan oleh wanita justru dipentaskan oleh anak laki-laki.
“Dalam hal ini permaklumi tarinya agak kaku. Karena mereka dominan penabuh. Selain menari mereka juga mempersembahkan tabuh,” ucap Sunarta di sela-sela pertunjukkan fragmentari ‘Kunang-Kunang Ngaba Api’ di kalangan Madya Mandala, Taman Budaya, Denpasar, Jumat petang (20/7). Aksi generasi ke-5 Sanggar Alit Sundari itu sukses “menggelitiki” penonton, kala itu. Semua penampilan yang dibawakan oleh sanggar yang diketuai Nyoman Sunarta itu berujung pada keinginan mengajarkan anak-anak untuk berkesenian sebagai bentuk regenerasi. [bbn/rls/mul]
Reporter: bbn/rls