Bambang Harymurti: Jadi Jurnalis, Jangan Banci
Kamis, 30 Agustus 2018,
05:31 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com,Denpasar. Wakil Ketua Dewan Pers periode 2010-2013, Bambang Harymurti menegaskan jadi wartawan (jurnalis) jangan banci, artinya seorang wartawan harus bisa menentukan pilihan tetap menjalani profesi sebagai wartawan atau menjadi politisi, pejabat atau lainnya.
[pilihan-redaksi]
Bambang yang juga menjabat sebagai Komisioner Tempo Media Group itu menyebutkan jangan sampai seorang wartawan memilih keduanya karena yang menjadi korban adalah publik nantinya.
Bambang yang juga menjabat sebagai Komisioner Tempo Media Group itu menyebutkan jangan sampai seorang wartawan memilih keduanya karena yang menjadi korban adalah publik nantinya.
"Maksudnya saya, menjadi wartawan itu godaanya banyak, terutama dari kekuasaan kadang-kadang agak sulit menolak, dalam kondisi tersebut haruslah mampu menentukan apakah kita memang mau ikut menjadi politisi, pejabat atau masih tetap berprofesi sebagai wartawan. Yang gawat, kalau seorang wartawan "banci" memilih atau menjalani keduanya," jelasnya, Rabu (29/8) di Sanur, Denpasar.
Dia mencontohkan, jika dilihat ada juga mantan-mantan wartawan pindah profesi dan sukses di tempat yang mereka pilih tetapi ia memberi pandangan jangan sampai takut mengambil pilihan. Selain itu Harymurti mengatakan, yang perlu diperhatikan jangan sampai melakukan manipulasi. Pura-pura tidak berpihak akan tetapi, malah sebaliknya atau pura-pura Independen, padahal sebenarnya melakukan propaganda.
[pilihan-redaksi2]
"Bahaya jika seorang wartawan melakukan manipulasi, yang pura-pura tidak berpihak. Akan tetapi, malah sebaliknya. Karena, musuh jurnalistik adalah propaganda tersebut juga. Karena, tujuan dari propaganda adalah menipu masyarakat. Sedangkan, jurnalisme membuat agar masyarakat tidak tertipu," paparnya.
"Bahaya jika seorang wartawan melakukan manipulasi, yang pura-pura tidak berpihak. Akan tetapi, malah sebaliknya. Karena, musuh jurnalistik adalah propaganda tersebut juga. Karena, tujuan dari propaganda adalah menipu masyarakat. Sedangkan, jurnalisme membuat agar masyarakat tidak tertipu," paparnya.
Dia menambahkan jika mengacu pada kode etik wartawan dosanya adalah melakukan propaganda. Maka dari itu ia mengusulkan jika demikian seharusnya lebih baik berhenti saja menjadi seorang wartawan atau lebih baik jik menjadi ahli propaganda saja sekalian. (bbn/aga/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/aga