search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Masyarakat Bali Tidak Mungkin Hidup Tanpa Keanekaragaman Hayati
Kamis, 20 September 2018, 12:02 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Masyarakat Bali tidak mungkin hidup tanpa keanekaragaman hayati maka dari itu untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan penyediaan kebutuhan manusia secara berkelanjutan maka pengelolaan keanekaragaman hayati harus dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan segala aspek 
 
[pilihan-redaksi]
“Masyarakat Bali tidak mungkin hidup tanpa keanekaragaman hayati, contohnya pisang yang memiliki manfaat untuk sumber pangan, keseimbangan lingkungan, dan kegiatan spiritual/budaya,” tegas Profesor Dr. Ir. I Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc. selaku pembicara kunci berjudul “Linkage between biodiversity, bioscience, and Bio-business pada International Conference on Bioscience and Biotechnology (ICBB) di Gedung Pasca University Udayana, 21-22 September 2018 yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Udayana. 
 
Prof. Suprapta menyampaikan berbagai solusi dalam pemanfaat keragaman hayati secara bijak seperti penerapan teknologi dan kebijakan pemerintah yang ramah lingkungan. Ini tidak lain karena manfaat Keragaman hayati memiliki manfaat secara material dan non-material (nilai-nilai social dan budaya) khususnya di Bali. 
 
Adapun manfaat itu keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi seperti memenuhi kebutuhan fisik umat manusia (sumber pangan, obat-obatan, kosmetik, air bersih). Disamping itu keanekaragaman hayati berfungsi dalam perubahan iklim, mencegah banjir, dan penyakit serta proses penyulingan air secara alamiah.  Secara budaya, kata ilmuan lulusan Jepang ini, keanekaragaman hayati bermanfaat untuk estitika, meningkatkan spiritualitas, sarana pendidikan dan kegiatan rekreasi. 
 
“Bioscience harus memberikan informasi yang benar tentang pemanfaatan keragaman hayati dalam berbagai aspek termasuk bio-business,” tegas Ketua Senat Unud ini. Indonesia, katanya, Negara ketiga dengan kekayaan hayati berlimpah dibawah Brazil dan Kolumbia. 
 
[pilihan-redaksi2]
Ketua Panitia ICBB ke-9, IGA Ayu Rai Asmiwyati, Ph.D. menjelaskan ICBB merupakan acara tahunan yang diselenggarakan FP Unud, berkaitan dengan perayaan HUT FP Unud dan Dies Natalis. Konferensi ini menghadirkan sejumlah pembicara dari luar negeri dan dalam negeri. 
 
Sejumlah ilmuan Jepang akan berbicara seperti Mutsuaki Suzuki, Ph.D, prof. Dr. Ryota Sakamoto, Kota Katayama, dan Daichi Yamada, Ph.D. Sementara itu pembicara Indonesia ada Prof. I Komang Damar Jaya, Ph.D (Universitas Mataram), Prof. Dr. Priyatmojo serta ilmuan muda Unud I Putu Sudiartha, Ph.D. Kegiatan  ini dibuka rektor unud Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan dihadiri undangan pejabat dilingkungan Unud serta Konsul Jepang di Bali. (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami