JRX SID: Bisnis Bukan Sekadar Produk Tapi Ada Nilai Yang Ditawarkan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Beritabali.com, Negara. Jimbarwana Creative Movement bersama Rompyok Kopi Komunitas Kertas Budaya, Rabu (17/10) menggelar Jah Megesah, sebuah ajang ngobrol santai yang edisi perdana menghadirkan JRX SID selaku founder dari brand Rumble.
Diskusi santai yg dipandu Agus Swastika, founder Beritabali.com ini membahas topik "Build Your Own Brand", bertempat di Rompyok Kopi Komunitas Kertas Budaya, Negara.
Megesahpun diawali dengan cerita perjalanan JRX dalam membesarkan brand produk clothingnya yaitu Rumble.
Selain sebagai musisi, penggebuk drum dari Superman Is Dead yang memiliki nama asli I Gede Ari Astina ini juga memiliki jiwa bisnis.
Berawal dari kegemarannya menggambar dan ketertarikannya terhadap dunia fashion, JRX kemudian menumpahkan segala imajinasi desainnya terutama yang bertemakan perlawanan ke dalam produk clothingnya. Usaha yang didirikan tahun 2005 itu diberi nama Lonely King namun usaha ini tidak berusia lama.
“Mungkin karena saya belum punya pengalaman dalam bisnis fashion dan saat itu mulai fokus dalam karir bermusik saya,” ujar JRX.
Sampai akhirnya JRX bertemu dengan Adi, Basist dari Group Band Rockabilly yang bernama The Hydrant, yang memiliki kegemaran yang sama yaitu mendesain gambar.
Akhirnya JRX dan Adi resmi bersama membangun Rumble menjadi suatu bisnis clothing yang serius. Dengan memanfaatkan semua channel Social Media, brand Rumble kini semakin kuat dikalangan anak muda, bukan saja di Bali tapi juga luar Bali.
Jerinx kemudian mengarahkan Rumble kedalam sebuah misi kemanusiaan yang diberi nama Eco Defender.
Eco Defender bekerja sama dengan LSM yang melakukan gerakan perlawanan atas kebijakan-kebijakan penguasa yang berpotensi merusak alam. Dari setiap produk yang terjual di Rumble, sebanyak Rp 2.000,- disumbangkan untuk mendukung pergerakan sosial tersebut.
Atas branding yang dilakukan JRX, Rumble akhirnya mendapatkan konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap produk-produknya karena didalamnya terdapat nilai pergerakan khususnya terkait penyelamatan lingkungan.
Pada sesi tanya jawab, Ariadi, salah seorang peserta Jah Megesah menanyakan masalah pengaruh personal brand JRX dengan brand produk Rumble karena persepsi masyarakat JRX adalah Rumble dan Rumble adalah JRX.
"Apa yang terjadi jika Bli JRX keluar dari Rumble apakah produknya masih diminati?", Tanya Ariadi yang juga penggerak wirausaha muda di Jembrana.
JRX ternyata sudah mengantisipasi munculnya pertanyaan tersebut.
"Mungkin saja ada dampaknya, namun tidak terlalu signifikan karena selain saya, di Rumble ada orang-orang yang satu visi dan memiliki integritas serta konsumen yang sudah bisa memahami bahwa Rumble bukan sekedar produk fashion semata tapi ada nilai pergerakan disana. Mungkin saja akibat sebuah aksi saya membuat konsumen meninggalkan Rumble namun saya yakin konsumen baru akan berdatangan karena aksi saya sesuai dengan prinsip mereka," jelas JRX.
Sementara itu, koordinator Jah Megesah, Wena Wahyudi diawal acara menyampaikan tentang era digital yang memberi dampak sangat besar pada dunia usaha. Jimbarwana Creative Movement dengan Jah Megesahnya mencoba mengajak anak muda Jembrana mengambil peran di era digital ini untuk menjadi creativepreneur.
"Setelah jah megesah ini akan dilanjutkan ke beberapa workshop seperti Komersial Fotografi, video promosi kreatif, menulis dengan basic story telling, strategi promosi pada bisnis online dan lain-lain, untuk membekali anak muda jembrana terjun ke dunia digital," pungkas Wena. (gus)
Reporter: bbn/ctg