search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tradisi Male dan Pemotongan Rambut Bayi Tandai Perayaan Maulud Nabi di Jembrana
Rabu, 21 November 2018, 07:56 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Perayaan Hari Mualid Nabi Muhammad SAW 1440 H, Umat Muslim di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Negara, Jembrana menggelar tradisi Male Selasa (20/11) pagi bertempat di jalan setempat.

Tradisi ini memang sudah dilaksanakan secara turun temurun saat perayaan Maulid Nabi di Kelurahan Loloan Timur, hal tersebut diungkapkan Kepala Lingkungan sekaligus sebagai tokoh muda di Kelurahan Loloan Timur Muztahidin , menurutnya tradisi ini dilakukan berkaitan dengan upacara kelahiran yang disebut dengan tradisi Male. 
 
Namun sebelum telur male dibagikan bagi yang hadir pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dilakukan pengguntingan rambut bayi-bayi yang ingin potong rambut. Usai pemotongan rambut bayi yang digendong oleh orang tuanya , dilanjutkan dengan prosesi tabur beras kuning yang berisi uang logam atau dikenal dengan nama Ambur Salim menghiasi acara peringatan Maulud Nabi Muhammad di Masjid Baitul Qodim Loloan Timur. Anak-anak, termasuk juga kalangan dewasa berebut untuk mendapatkan uang logam.
 
 
“Bagi masyarakat Loloan, upacara mauludan merupakan upacara memotong rambut bayi yang dibawa sejak lahir sebagai simbol
berakhirnya masa bayi, sedangkan tradisi Male di Loloan bersifat massal karena dilakukan oleh semua keluarga yang mempunyai bayi, dan didukung oleh seluruh warga masyarakat dan diselenggarakan di masjid-masjid, mushola, ponpes, atau  di rumah pribadi,” ujarnya.

Tradisi ngarak male sudah dilakukan dari tahun ke tahun, menuju Masjid Baitul Qodim Loloan Timur Kelurahan Loloan Timur, diiringi kelompok Hadrah Loloan Timur. Male-male yang yang diarak beragam bentuk, mulai berbentuk sampan, buah-buahan, bonsai, pajegan serta banyak lagi. Muda mudi muslim yang mengarak male tersebut sangat semangat dengan penuh suka cita.
 
Male yang diarak tersebut dibuat menggunakan telur, dan bentuknya bervariatif. Jumlah telur yang dibutuhkan untuk merangkai Male paling banyak 500 butir. Setelah selesai diarak kemudian disimpan terlebih dahulu di dalam masjid sebelum nantinya dibagikan kepada anak anak.

Reporter: Kominfo NTB



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami