search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tradisi Nyepi Desa Adat Ababi, Warga Laki Wajib Melaksanakan Tugas Para Istri
Minggu, 6 Januari 2019, 18:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Setiap Tilem Sasih Kepitu, warga laki-laki (suami) di desa Adat Ababi mempunyai ritual unik yang merupakan bagian dari tradisi Nyepi Desa, yakni diharuskan melaksanakan tugas sehari-hari para wanita (istri) seperti yang terjadi pada Minggu (6/1).

Ritual nyepi Desa ini hanya berlaku bagi kaum perempuan (istri) saja. Sehari menjelang Nyepi Desa ini yang bertepatan dengan hari raya Kuningan (05/01) didahului dengan ritual "Mejurag Nasi Takepan". Ritual ini dilaksanakan di Pura Ulun Suwi Desa setempat.
 
“Saat nyepi berlangsung, tugas rumah tangga para istri, seperti memasak, mencuci dikerjakan oleh para lelaki hingga  Nyepi selesai,” kata Kelian Desa Adat Ababi, I Gede Pasek Ariana.
 
Sebelum ritual itu dilaksanakan, persembahyangan bersama menjadi awal dari ritual "Mejurag Nasi Takepan" ini. Setelah persembahyangan dilakukan, para lelaki kemudian menyebar mengitari areal pura bersiap untuk berebut nasi takepan. Nasi takepan sendiri berupa nasi yang dibungkus menggunakan daun jaka sekitar 45 bungkus Takepan.
 
Nasi inilah yang nantinya akan diperebutkan oleh para lelaki. Begitu didapat nasi akan langsung dimakan dan sebagian akan dibawa pulang untuk ditaburkan di pekarangan rumahnya atau kebun yang diyakini mampu mendatangkan kemakmuran.
 
Nyepi Desa ini rupanya tidak hanya khusus untuk para wanita (istri) saja, berselang sekitar 1 bulan tradisi serupa juga dilaksanakan yaitu pada Sasih Kaulu hanya saja yang mengikuti tradisi ini khusus untuk kaum pria saja. Untuk ritualnya hampir sama hanya saja dilakukan di pura yang berbeda yakni pura Dalem Desa adat setempat.
 
Dijelaskan Bendesa Adat, ritual "Mejurag Nasi Takepan" ini memiliki makna sebagai wujud syukur kepada sang pencipta atas anugrah hasil perkebunan yang melimpah. Warga memiliki keyakinan bahwa nasi Takepan dari ritual ini dipercaya bisa memberikan kesuburan wilayah Desa setempat.

Reporter: bbn/eng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami