search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ratusan Bonsai Adu Keindahan di Tabanan
Selasa, 3 Desember 2019, 09:35 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Ratusan bonsai berbagai jenis ditampilkan dalam kontes Pelangi Bonsai tingkat nasional di Lapangan Alit Saputra, Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan pada Senin (2/12). 

Kontes rutin serangkaian HUT Kota Tabanan ke-526 ini menjadi daya tarik penghobi Bonsai. Bahkan selain peserta dari Bali hingga luar daerah yang ikut kontes, harga dari bonsai pun bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga miliaran.

Pantuan di lapangan bonsai dengan bentuk beragam tersebut nampak dipajang di bagian utara Lapangan Alit Saputra. Kontes bonsai dibedakan menjadi empat kelas dari kelas prospek, regional, madya dan utama. Jenis bonsai yang dilombakan pun beragam seperti Ficus, Santigi, Cemara, Udang, Delima Datu, Mustam dan lain-lain.

Wakil Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Tabanan, I Made Bakti mengatakan, kontes bonsai digelar serangkaian dengan HUT Kota Tabanan. Kontes digelar dari tanggal 1 Desember hingga tanggal 8 Desember 2019 nanti. 

“Dalam kontes ini jumlah peserta yang ikut sebanyak 370 pohon,” ungkapnya.

Dikatakan peserta yang ikut tidak hanya dari Bali, melainkan luar Bali seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Sebab kontes yang dilakukan adalah tingkat nasional. 

“Ini adalah kontes ke-4 di Tabanan. sebelumnya sempat vakum di tahun 2008, dan kembali gelar kontes di tahun 2018,” ujar Bakti.

Bakti menerangkan dalam kontes tingkat nasional ada empat kelas berbeda. Dimulai dari kelas utama dimana bonsai tidak gunakan alat bantu seperti kawat, dan sudah pernah mengikuti kelas tingkat bawah dari madya, kemudian kelas madya dimana bonsai sudah mengikuti kelas regional dan prospek yang mana bonsai masih gunakan alat bantu, lalu kelas regional bonsai masih gunakan alat bantu namun telah menajadi bonsai. 

“Dan terakhir kelas prospek bahannya baru namun sudah tumbuh dan berbentuk bonsai tetapi belum sempurna,” tegasnya.

Mengenai perawatan bonsai, menurut Bakti perlu adanya ketelatenan dan kesabaran. Dimulai dengan proses pemupukan, bahkan yang terpenting melakukan penyiraman secara rutin. Termasuk juga merawat kayu dari batang pohon tersebut. 

“Ada juga proses pangkas daun, dan proses pembentukan cabang,” akunya.

Sementara itu Dewan Juri PBB, Tatang menyebutkan ada empat kolom kriteria yang harus dinilai. Seperti penampilan, gerak dasar, kematangan dan keserasian. 

“Ada empat kolom kriteria penilaian, jadi disini juri harus teliti melakukan penilaian supaya hasilnya tak mengecewakan,” ujarnya. 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami