search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pegawai Lapas Kerobokan dan Napi Kompak Garap Video Klip Single "Asimilasi"
Sabtu, 25 April 2020, 14:40 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Pandemi Covid-19 membuat Kementrian Hukum dan HAM mengeluarkan kebijakan program asimilasi di rumah. Lebih dari 250 warga binaan di Lapas Kelas II A Kerobokan menjalani program tersebut. 


[pilihan-redaksi]
Hal ini dimaksudkan untuk menekan penyebaran virus Corona di lingkup warga binaan. Namun, program asimiliasi di rumah yang diterima warga binaan Lapas Kerobokan tidaklah serta merta bisa menjadikan mereka bebas. 


Mereka tetap dituntut untuk berlaku tidak lagi mengulangi perbuatan yang berurusan dengan hukum. Selain itu tetap disiplin mengikuti imbauan pemerintah dalam mencegah penyebaran wabah covid-19.


Menariknya, sebagai wujud syukur dan terima kasih atas program ini, sebuah video klip single lagu diciptakan oleh Lapas terbesar di Bali, terasa menyentuh hati di tengah merebaknya wabah Corona.


video berdurasi hampir 5 menit itu, digarap dengan lokasi saat mereka masih menjadi warga binaan di dalam Lapas. Klip video dengan lagu berjudul 'Asimilasi' ini dikatakan Yulius Sahruzah, Bc IP SH MH, selaku Kalapas Kelas II A Kerobokan digarap bersama-sama oleh petugas dan warga binaan yang sudah melewati proses asimilasi untuk di rumah saja.


Dibeberkannya, video digarap oleh Putu Arya (kasubsi binkemas Lapas Kerobokan) dibantu Putu Arif.,dkk (warga binaan yang bebas melalui asimilasi). Editing : Komang Tedi (warga binaan yang bebas melalui asimilasi) dan Vokal : Oktav Sicilia (warga binaan yang bebas melalui asimilasi).


"Saya sendiri ikut serta sebagai backing vokal bersama Nyoman Budi Utami (Kasi Binadik) Bambang Irawan (Ka KPLP)," kata Yulius, Sabtu (25/4) melalui pesan singkat di WA.


Setidaknya lagu ini, kata Yulius mampu melepas rasa rindu akan kebersamaan dan kekeluargaan selama berada di dalam Lapas Kerobokan. Tentunya tidak lagi kembali berurusan dengan hukum yang membuatnya mendekam dalam Lapas.


Selain itu, lagu ini tercipta sebagai wujud dan harapan agar kondisi Indonesia kembali normal dan terbebas dari wabah corona yang kian hari jumlah penderitanya terus bertambah. 
 

Reporter: bbn/maw



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami