Viral Uang Miliarder Baru Sisa Rp50 Juta, Ini Fakta Sebenarnya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Ramai dikabarkan miliarder baru Tuban yang belum lama ini menerima uang miliaran rupiah dari pembebasan lahan untuk proyek kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia, kini tinggal memiliki dana puluhan juta.
Kabar ini ramai setelah ada penuturan salah satu warga di acara OOTD Trans 7 Maret 2021 lalu.
Pasangan suami istri yang tinggal di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban ini mengaku mendapatkan uang hingga Rp17 miliar.
Mereka pun langsung membeli tiga mobil baru, membeli tanah lagi dan sisanya ditabung.
Namun kabar terbaru menyebut uang mereka kini hanya tersisa Rp50 juta.
"(Sekarang) uangnya tinggal sedikit, tinggal Rp50 juta iya," tutur salah satu warga saat tampil di acara OOTD.
Benarkah kabar ini?
Kepala Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Gihanto mengatakan, miliarder yang uangnya tinggal sedikit mungkin ada, tapi kalau masih sisa Rp50 juta sepertinya tidak.
Paling tidak, sisa uang warga masih mencapai angka miliaran. Seperti Rp1-1,5 miliar.
"Saya kira tidak sampai segitu, itu kan hanya pengakuannya saja," ujar Kades kepada wartawan, Jumat (9/4/2021).
Dia menjelaskan, kalaupun uang warga habis tetap banyak yang dibelikan aset ataupun ditabung.
Mungkin ada kekhawatiran juga selama ini koar-koar punya uang banyak. Sementara untuk Kamtibmas sendiri sampai sekarang masih aman.
"Kalau perasaan saya biasa saja, uang warga banyak untuk membeli aset," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya saat masih viral, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, hingga kini sejak pencairan penjualan tanah warga untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Pertamina-Rosneft asal Rusia, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.
Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, seperti kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero dan Honda Jazz.
"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya, Minggu (21/2/2021).
Kades menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.
Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.
Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp36 juta, paling banyak warga sini Rp26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp28 miliar.
"Kalau rata-rata Rp8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar di Desa Sumurgeneng, Kaliuntu dan Wadung, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.
Mobil baru miliarder Tuban rusak
Wantono, salah satu miliarder di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengaku belum bisa menyetir mobil Mitsubishi Xpander yang dibelinya setelah mendapat uang kompensasi penjualan tanah berjumlah Rp24 miliar dari Pertamina.
Namun, Wantono mengaku masih lebih sulit mengendarai traktor daripada belajar menyetir mobil barunya tersebut.
Maklum, sehari-hari Wantono memegang traktor untuk ke sawah.
Wantono mengaku memang tidak bisa nyetir sebelum membeli mobil Xpander.
Setelah membeli mobil, Wantono belajar menyetir mobil didampingi temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi.
"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," ujarnya ditemui di rumahnya, Kamis (18/2/2021).
Sambil meminum air di gelas, bapak satu anak itu berdalih tak butuh waktu lama untuk belajar mengemudi mobil.
Diakuinya, masih sulit mengendari traktor yang digunakan sehari-hari untuk membajak sawah.
Meski sudah bisa mengemudi, ia belum berani mengemudi ke kota.
"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota.
Saya hanya beli 1 mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," ujarnya.
Sementara itu, Matrawi (55) warga sekitar juga menyatakan hal sama.
Dia membeli dua mobil setelah menjual tanahnya setengah hektar dan mendapat Rp3 miliar dari Pertamina.
Sebelum membeli mobil, ia juga tidak bisa mengemudikan kuda besi.
Setelah beli mobil rush dan pickup ia baru belajar.
"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit.
Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," tutup Matrawi.
Auto 2000 Tuban terima klaim 15 mobil rusak
Branch Manager Auto 2000 Tuban, Arie Soerjono mengatakan hingga kini sudah ada 15 mobil warga Desa Sumurgeneng yang mengalami kecelakaan.
Namun, kecelakaan itu tidak terjadi di jalan raya, melainkan di lingkungan jalan Desa setempat.
Seperti saat mundur menabrak garasi.
"Sudah ada 15 mobil yang kecelakaan kecil, tapi sudah selesai perbaikan sekarang," ujar Arie dikonfirmasi, Senin (22/2/2021).
Dia menjelaskan, kendati mobil diperbaiki setelah mengalami kecelakaan kecil, namun warga tidak dikenakan biaya pembayaran. Pasalnya, mobil yang dibeli sudah masuk dalam klaim asuransi. Jadi begitu mobil jadi selanjutnya bisa diambil oleh pemiliknya ataupun diantar tanpa dikenakan biaya.
"Kebanyakan diantar ke pemiliknya, mobil masuk asuransi jadi tidak usah bayar perbaikan," pungkasnya. Kisah para miliarder baru ini terkuak usai video viral belasan mobil baru yang diangkut menggunakan truk towing tiba di desa setempat, Minggu (14/2/2021), sore. Fakta unik terungkap, beberapa warga pembeli mobil baru ternyata belum bisa mengemudi.(sumber: SURYA.co.id)
Reporter: bbn/net