search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berantas Pungli, Bupati Ini Malah Diancam, Keluarganya Diteror
Jumat, 18 Juni 2021, 15:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Berantas Pungli, Bupati Ini Malah Diancam, Keluarganya Diteror

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Bupati Lumajang, Jawa Timur Thoriqul Haq mengaku mendapat ancaman pembunuhan buntut tindakannya menertibkan pelaku pungutan liar (pungli) saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sektor pertambangan pasir.

Bupati Thoriq mengatakan, ancaman itu tidak disampaikan secara langsung, melainkan melalui pesan WhatsApp dari nomor yang tidak bisa diidentifikasi.

"Diancam dibunuh. Melalui WhatsApp, dengan nomor yang tidak bisa diidentifikasi," kata Thoriq saat menjadi narasumber dalam program Mata Najwa, Rabu (16/6/2021) malam.

Tak hanya dirinya, ancaman itu juga menyerang keluarganya. Hal itu lah yang membuat Thoriq khawatir hingga sempat berpikir apakah akan melanjutkan langkah penguatan pelayanan atau memikirkan keselamatan keluarganya.

“Saya yang agak punya pikiran kekhawatiran mengancam keluarga, anak-anak. Mereka sampai memfoto sekolahnya anak saya dan saya punya anak pertama sekolah di Surabaya dan saya di Lumajang,” ungkap Thoriq.

“Itu yang waktu itu saya agak ada rasa, antara satu sisi saya harus terus melakukan langkah penguatan terhadap pelayanan,” imbuhnya.

Tak berhenti di situ, Thoriq juga pernah dilaporkan ke Polda Jatim karena aksinya memberantas pungli tersebut.

Meskipun sempat merasa khawatir dan cemas saat itu, Thoriq mengaku tetap melakukan hal yang seharusnya. Dirinya menyampaikan bahwa ancaman dari oknum tersebut menjadi sebuah tantangan pada masa kepemimpinannya menjadi Bupati Lumajang.

“Saya punya prinsip, yang jelas kita harus menata mekanisme yang benar,” ungkapnya.

Menurutnya, hal itu merupakan hal yang wajar dialami oleh seorang Kepala Daerah ketika ingin melakukan penguatan pelayanan.

“Pasti ada pihak yang merasa menjadi bagian orang yang mungkin aksesnya terputus, income ekonominya bisa jadi terputus. Pasti ada rasa kebencian kepada saya,” pungkasnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami