search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Seorang Wanita Indonesia Hidup Nomaden di Kapal
Jumat, 23 Juli 2021, 09:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Seorang Wanita Indonesia Hidup Nomaden di Kapal

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang wanita Indonesia, Ika Permatasari-Olsen membagikan pengalamannya selama 2,5 tahun hidup di kapal. Pada VOA, istri warga negara Norwegia ini juga menceritakan kisahnya selama mengarungi samudera sejak tahun 2018.

Mulanya, wanita yang bekerja di perusahaan IT di Surabaya ini berat meninggalkan kehidupan darat. Namun suaminya yang sudah berpengalaman hidup berlayar terus mengajaknya untuk tinggal di yacht, dan hidup nomaden.

Luluh, pasangan ini akhirnya terbang ke Spanyol menjemput kapal Beneteau 57 mereka yang bernama North Eagle. Petualangan mereka dimulai dari Barcelona ke Majorca yang ditempuh selama 30 jam. Sayangnya, pengalaman pertama ini penuh tantangan hingga Ika mabuk laut parah.

Kapok, Ika lalu minta izin suaminya untuk terbang kembali ke Barcelona, tapi pria bernama Oyvind Olsen meyakinkan Ika untuk mencobanya sekali lagi. “Lalu kami coba lagi, tapi kali ini cuacanya lebih baik dan dia mulai menyukainya. Sekarang dia betah di kapal dan saya tak bisa mengusirnya,” gurau Oyvind.

North Eagle memiliki ukuran 17 x 5 meter dan cukup nyaman dengan fasilitas yang lengkap. Yacht tersebut memiliki kamar tidur, kamar mandi, ruang laundry, serta dapur kecil dan sofa juga TV.

Pasangan ini berlayar menjelajahi Laut Mediterania dan singgah dari satu ke negara lain. Mereka menepi ke pulau dan pantai-pantai eksotis di Eropa yang memiliki pemandangan luar biasa.

Lucunya, Ika yang tak bisa menjalankan kapal kini cukup terampil di balik kemudi. Ia dipaksa keadaan untuk bisa menyetir karena mereka hanya berlayar berdua.

“Karena kita terjebak badai itu bukan sekali dua kali, yang bikin aku mikir, mau ngga mau aku harus belajar nyetir, karena cuma kita berdua,” jelasnya dari Tromso, Norwegia.

Sayangnya, penjelahajan mereka terjeda karena pandemi global. Beberapa perbatasan negara ditutup dan mereka memutuskan untuk berlayar di pulau-pulau kecil Norwegia.

Di salah satu pulau, pasangan ini berkenalan dengan organisasi nirlaba 'In the Same Boat' yang membersihkan limbah plastik dari pulau dan pantai di Norwegia. Mereka lalu bergabung menjadi aktivis lingkungan.

“Kita berlayar dari garis pantai ke garis pantai lain untuk bersihin sampah, karena di banyak area di Norwegia, apalagi di pulau-pulau terluar tidak ada transportasi darat yang bisa menjangkau, satu-satunya cara pakai kapal,” ujar Ika.

Menurut suaminya, ini adalah kegiatan yang sangat bagus dilakukan selama pandemi. Pensiunan pilot yang berpengalaman menerbangkan pesawat jet militer dan komersial ini sangat menikmati kegiatan barunya,

“Ini kegiatan yang sangat berarti, daripada tidak ngapa-ngapain,” ujar Oyvind. Ika dan suami sudah menyimpan rencana untuk berlayar ke Greenland, Kanada, AS, Selandia Baru dan akhirnya Indonesia. Namun rencana ini mungkin baru bisa diwujudkan jika situasi sudah lebih baik.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami