Berhubungan Seks Saat Isolasi Mandiri, Apa Boleh?
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tanya: “Dok, saya terkena Covid, tetapi tidak ada gejala sama sekali. Sempat meriang dan pilek saja satu hari, dan dites PCR hasil positif. Karena memang rekan kantor saya lima orang positif, dan ada dua orang sampai dirawat di rumah sakit. Saya memilih buat isolasi di rumah saja, tidak melakukan isoter. Dan memang di hari kedua, sudah hilang gejala dan sehat rasanya. Maaf dok, saya selama ini dengan istri terbiasa berhubungan seksual setiap hari, atau dua hari sekali.
Hubungan seksual itu bagi saya membuat senang, tenang, dan bersemangat. Jadi, niatnya saya malah selama sisa masa isolasi, maunya berhubungan seksual lagi dengan istri, karena menurut saya malah akan bikin imun saya jadi bagus lagi. Sementara istri negatif dan tetap serumah bareng dengan kamar terpisah dan prokes ketat. Pertanyaannya, apa hubungan seksual boleh atau ada tips nya untuk bisa berhubungan seksual?”(Putra, 34)
Jawab: Aktivitas seksual apapun jenisnya yang dilakukan bersama pasangan, tentu saja biasanya melibatkan kontak fisik tanpa jarak. Selama pandemi ini, perhatian khusus dalam kontak seksual adalah menghindari kontak droplet dan air liur sebagai risiko sumber penularan utama virus SARS CoV2 penyebab Covid-19, dan juga kontak dengan feses yang juga dianggap memiliki potensi menularkan berdasarkan hasil beberapa penelitian.
Sementara hubungan seksual bisa bermata ganda saat seseorang sakit, bisa merugikan, atau malah bisa membantu kesembuhan. Belum ada rekomendasi baku untuk ini. Sebaiknya memang jika memungkinkan ditunda sampai masa isolasi selesai dan kondisi tubuh lebih bugar lagi, karena hubungan seksual perlu dilakukan dalam keadaan bugar.
Tetapi jika merasakan bahwa sangat membutuhkan untuk melakukan hubungan seksual dan merasa cukup fit untuk melakukannya, berikut adalah pertimbangan melakukan aktivitas seksual selama pandemi ini:
1. Jika kedua pasangan bebas virus SARS-CoV2 dan tidak ada kontak fisik dengan orang lain, maka aman untuk melakukan aktivitas seksual, termasuk hubungan seksual.
2. Jika salah satu atau keduanya pernah kontak fisik jarak dekat dengan orang lain, pastikan keduanya bebas virus SARS-COV2.
3. Lakukan tes COVID-19. Jika keduanya negatif, maka bebas melakukan aktivitas seksual apapun tanpa menggunakan masker.
4. Tetapi jika tidak dilakukan tes COVID-19 dan tidak yakin apakah pasangan bebas dari COVID-19, hindari kontak mulut dan hidung. Hubungan seksual dengan posisi
berhadapan harus tetap menggunakan masker.
5. Hubungan seksual dengan laki-laki dari belakang, lebih bebas, bisa tanpa masker, asal tidak melakukan ciuman, terutama ciuman dalam.
6. Jika mengalami gangguan seksual, dapatkan pengobatan yang benar. Jangan membeli obat atau ramuan apapun terkait seks tanpa petunjuk dokter, termasuk melalui daring.
7. Dapatkan vaksinasi sesuai prosedur.
8. Dalam keadaan tertentu, jika tidak dapat melakukan hubungan seksual, dapat melakukan masturbasi.
Sebagai catatan tambahan, sempat dilaporkan bahwa virus SARS-COV2 juga ditemukan ada pada cairan sperma, tetapi belum jelas dipastikan apakah dapat mengakibatkan penularan. Untuk lebih amannya, hubungan seksual dapat dilakukan dengan menggunakan kondom. Apalagi jika tidak menginginkan terjadi kehamilan, dengan pilihan alasan jika terjadi penularan virus SARS CoV2 saat hamil akan memiliki risiko lebih berat dibanding jika tidak hamil. Dan karena dugaan penularan bisa terjadi dari kontak dengan feses, maka aktivitas kontak lidah dengan anus (analingus) atau juga disebut “rimming” harus dihindari. Saat ini perlu dibiasakan sebelum dan sesudah berhubungan seksual untuk mandi.
Untuk posisi berhubungan seksual, jika dilakukan secara berhadapan, baik itu tidur, berdiri, ataupun duduk, wajib kedua pasangan menggunakan masker. Sedangkan posisi tidak berhadapan dengan pihak laki-laki dari belakang, baik itu tidur, berdiri, ataupun duduk, masih bisa tanpa menggunakan masker.
Selanjutnya, fokus perhatian untuk kondisi isolasi mandirinya. Apakah isolasi mandiri bersama dalam tempat karena keduanya positif? Apakah salah satu saja yang positif, tetapi berada dalam satu tempat yang sama? Atau saat isolasi mandiri tidak di tempat yang sama? Tentu saja, yang perlu diperhatikan pertama adalah tujuan dari isolasi mandiri, adalah untuk memisahkan antara yang mengidap COVID-19 dari yang sehat tidak mengidap Covid-19 agar tidak terjadi penularan. Kemudian membuat yang isolasi mandiri bisa menyelesaikan masa isolasinya dengan tuntas dan sehat kembali, baik yang tidak bergejala, maupun yang bergejala ringan.
Prioritas pertama adalah menjaga daya tahan tubuh tetap terjaga dengan melakukan pola hidup sehat dan tambahan dukungan fisik, psikis, sosial, dan terapi tambahan seperlunya. Jika aktivitas seksual, terutama hubungan seksual bisa ditunda sampai menyelesaikan masa isolasi, maka itu sebaiknya yang bisa dilakukan, dan selanjutnya dapat mulai dilakukan setelah isolasi mandiri tuntas. Tetapi cukup banyak orang ternyata memerlukan untuk melakukan hubungan seksual dengan tujuan relaksasi dan mengendalikan stres yang muncul selama isolasi mandiri, sehingga ini juga perlu diatur.
Kalaupun akhirnya sangat menginginkan dan tidak sanggup mengendalikan niat untuk berhubungan seksual, prinsip untuk aktivitas seksual dapat dilakukan adalah dengan kembali melihat rekomendasi melakukan aktivitas seksual selama pandemi (di atas).
Untuk pasangan yang berada di tempat yang sama:
1. Pasangan bisa dalam keadaan keduanya positif, atau salah satunya positif.
2. Aktivitas seksual bisa dilakukan untuk membuat rasa rileks, menenangkan, membahagiakan.
3. Jangan dipaksakan, perhatikan kondisi diri, jangan dilakukan jika masih ada gejala sakit yang tidak memungkinkan melakukan aktivitas seksual.
4. Untuk yang pasangan sama-sama positif, lebih leluasa untuk melakukan hubungan seksual, tetapi sebaiknya tetap gunakan masker jika berhadapan.
5. Untuk pasangan yang salah satu saja yang positif, sebaiknya menunda aktivitas seksual.
6. Jika tetap juga ingin dilakukan, pastikan untuk hindari kontak mulut dan hidung. Hubungan seksual dengan posisi berhadapan harus tetap menggunakan masker.
7. Hubungan seksual dengan laki-laki dari belakang, lebih bebas, bisa tanpa masker, asal tidak melakukan ciuman, apalagi ciuman dalam.
8. Aktivitas seksual juga bisa dilakukan dengan saling bermasturbasi.
9. Lakukan seperlunya, tidak perlu berulang kali dalam sehari.
Sedangkan untuk pasangan yang tidak berada di tempat yang sama:
1. Pasangan bisa dalam keadaan keduanya positif, atau salah satunya positif.
2. Aktivitas seksual tetap bisa dilakukan untuk membuat rasa rileks, menenangkan, membahagiakan.
3. Jangan dipaksakan, lakukan saat diinginkan bersama pasangan.
4. Lakukan virtual sex. Bisa dengan sexting atau berkirim teks romantis, bisa lewat telepon, atau bisa menggunakan fasilitas videocall.
5. Aktivitas seksual yang bisa dilakukan adalah berfantasi seksual, hingga bermasturbasi.
6. Tidak diharapkan untuk melakukan aktivitas ini dengan orang lain yang bukan pasangan.
7. Jika menggunakan alat bantu seksual, harus berhati-hati jangan sampai tidak dibersihkan sehingga dapat mengakibatkan infeksi di daerah kelamin.
8. Berhati-hati jika menggunakan fasilitas videocall, sebaiknya tidak melakukan perekaman untuk menghindari hal tidak diinginkan, seperti rekaman yang tersebar ke pihak luar.
9. Lakukan seperlunya, tidak perlu berulang kali dalam sehari. Yang perlu dicatat adalah syarat hubungan seksual itu dapat berjalan dengan baik adalah diinginkan bersama, menyenangkan kedua pihak, dan tidak menimbulkan akibat buruk. Jika ini dipenuhi, dan dilakukan saat kondisi fisik sanggup melakukan hubungan seksual, terutama saat gejala dan keluhan selama isolasi mandiri sudah mereda, atau untuk mengatasi kejenuhan buat yang tanpa gejala sama sekali, tentu akan bermanfaat. Karena saat hubungan seksual dilakukan dengan baik dan memuaskan beberapa hormon seperti dopamin, serotonin, endorfin, dan oksitosin yang muncul akan membawa ketenangan, kesenangan, dan kebahagiaan. Sehingga daya tahan tubuh dapat terjaga selama isolasi mandiri.
Terakhir, selama pandemi dan selama menjalankan isolasi mandiri tetaplah menjaga pola hidup dan gaya hidup sehat, sehingga kesehatan dan kebugaran terjaga dengan baik, yang akhirnya membuat fungsi seksual tetap baik, sehingga akan mendapatkan kepuasan seksual yang optimal, yang pada akhirnya membuat kualitas hidup yang maksimal. Juga lakukan kontrol keadaan kesehatan reproduksinya setelah selesai menjalankan isolasi mandiri. Jangan lupa tetap disiplin melakukan protokol kesehatan, walaupun telah menyelesaikan masa isolasi mandiri, dan lakukanlah vaksinasi untuk semakin memberi perlengkapan perlindungan. Buat diri sendiri dan juga buat orang lain.
Reporter: bbn/oka