search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petani Hortikultura di Negara Raih Omzet Rp100 Juta
Kamis, 7 Oktober 2021, 23:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/ Petani Hortikultura di Negara Raih Omzet Rp100 Juta.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

I Putu Adi Darmayanta (34) sebelumnya seorang karyawan obat-obatan khusus petani Banjar Puana Desa Tegalbadeng Barat Kecamatan Negara. 

Lantas ia memutuskan menjadi petani yang ulet sejak 10 tahun dengan mediasi tanaman cabe, tomat, bung gumitir, terong, kacang panjang. Tanaman ini berjenis tanaman Hortikultura. Ia bekerja bersama keluarga untuk menghasilkan untuk kebutuhan hidup.

I Putu Adi Darmayanta hidup sederhana bersama istri dan 3 anak sebagai petani hortikultura dan juga menjual berbagai jenis obat tanaman dan pupuk. Ia juga memiliki kios Bhakti Pertiwi dengan menjual bibit tanaman dan pupuk.

"Memanfaatkan lahan tanah yang di belakang rumah kurang lebih 1 are dan untuk sawah sekitar 20 are. Tanaman hortikultura ini dalam masa pembibitan 1 bulan dari masa tanam benih. Dalam tanam media modern tray semai bibit dan bahan memanfaatkan limbah cocofit dan limbah arang sekam. Untuk arang sekam limbah pabrik dimanfaatkan dari pabrik penggilingan padi," ungkapnya.

Untuk tanam Hortikultura ini berbagai jenis varian yang dengan harga relatif beda seperti tomat, cabe, dan terong seharga 300-400 rupiah per-pohon. Sedangkan tanaman bunga gumitir dengan harga seribu per pohon.

Untuk pemasaran bibit Hortikultura itu, ia menyasar petani-petani yang ada sekitar jembrana. Akan tetapi untuk hasil bibit yang ditanam sendiri dipasarkan seputar wilayah negara.

"Kesulitan sebagai petani hortikultura ini adalah pemasaran karena masih bersifat tradisional. Akibat volume produksi yang masih minim," jelasnya.

Ia juga menjelaskan, justru di masa pandemi ini malah banyak masyarakat yang justru membeli dengan membeli hingga kapasitas Rp60 ribu per bulan.

 Hasil per bulan untuk profit atau keuntungan 9 juta. Untuk hasil omzet hasil dalam 1 tahun Rp100 juta. Sebagai petani hortikultura, ia berprinsip agar petani jangan takut untuk berusaha walaupun memiliki lahan yang tidak luas. 

"Manfaatkanlah lahan sekecil mungkin, karena tiap lahan itu sangat berharga. Bahkan lahan pekarangan rumah pun bisa dijadikan petani hortikultura," pungkasnya.

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami