search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Soal Kriteria Calon Ketua KONI Bali, Ini Kata Pemerhati Olah Raga
Kamis, 17 Februari 2022, 23:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Soal Kriteria Calon Ketua KONI Bali, Ini Kata Pemerhati Olah Raga.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Salah satu pemerhati olahraga Bali yang juga seorang penyelengara event-event olah raga bertaraf Nasional maupun Internasional, Drs. Wayan Suata menanggapi tentang sosok calon Ketua Komite Olah Raga Nasional Indonesia atau KONI Bali. 

Menurutnya, siapapun nanti menjadi Ketua KONI Bali ke depan paling tidak memiliki motivasi pemikiran maju bagaimana mengkemas olahraga sebagai industri dapat menghasilkan uang.

Salah satunya misalnya dengan cara membuat event-event bertaraf nasional ataupun internasional atau industri pariwisata olah raga atau Sports Tourism Industry. 

Dengan demikian, kata dia, saat atlet datang menginap di hotel, maka ada setoran pajak ke Provinsi atau Kabupaten. Bahkan, tranportasi, serta kuliner, serta destinasi wisata pun akan terkena imbasnya.

"Kriteria calon itu harus memiliki potensi kedepan. Harapannya kepada Bapak Gubernur Bali dalam kaitan dengan hal tersebut harus dapat memilah dan memilih calon Ketua KONI Bali kedepan yang tepat nantinya," katanya, Kamis (17/2) di Denpasar.

Ia mengungkapkan agar Ketua KONI Bali mengandalkan bantuan dana dari Pemerintah karena laporan dan pertanggung jawaban harus harus transparan.

"Jangan sampai masyarakat tidak tahu penggunaan anggaran disalurkan Pemerintah kepada Ketua KONI," sebutnya.

"Jadi Ketua KONI Bali ke depan harus pro aktif mencari dana," cetusnya.

Menurut pandangannya, Ketua KONI dua periode saat ini sudah sangat bagus terutama dalam pembinaan prestasi. Tetapi, kata dia, masih kurang dalam hal laporan pertanggung jawaban keuangan kepada masyarakat khususnya terkait cabor.

Karena, Cabor yang menyelenggarakan kegiatan baik nasional atau lokal ibarat pengemis meminta uang bantuan kepada KONI.

"Itulah ketidak transparanan Ketua KONI serta tidak adil dalam pembinaan kepada semua Cabang olahraga. Ya, terkadang terlihat seperti merengek seperti membawa proposal misalnya ke KONI," paparnya.

Suata menambahkan dalam mempertahankan 5 besar di PON di Papua misalnya, Ketua KONI harus bekerja keras dengan semua cabang- cabang olahraga.

"Ya, dimana ada semangat disitu ada peluang," pungkasnya.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami